Ibu...

Ibu, kutuklah aku menjadi bongkah batu
seperti Malin Kundang
sebagai hukuman atas seringnya kupendam masalah sendiri
sering cemberut,ngambek
sebagai ekspresi kekesalan
yang semestinya aku selesaikan
dengan meminta bantuanmu
berbicara dari hati ke hati denganmu...

Ibu, pukullah kepala anakmu
dengan palu seperti sangkuriang
biar aku lupa ingatan dan menjadi orang yg baru
dari bayi yang manja hingga usia senja...

Ibu, jadikan aku seperti bawang putih
menyuruhku melakukan pekerjaan rumah
karena aku malas melakukannya
jika tak pernah kau suruh
secara tegas...

Ibu, cegahlah aku datang ke party seperti Cinderella
agar waktu ku tak banyak terbuang sia-sia...

Ibu, jodohkanlah aku seperti Siti Nurbaya
dengan yang tak ku kenal atas dasar pilihanmu
sebagai ujian untuk melihat ketaatan dan kesetianku
apa aku lebih setia padamu atau pacarku???

Tapi bu, aku tahu kau akan tetap membebaskan
dan melepaskanku
seperti Nabi Musa AS yg dilepas ibunya ke sungai Nil
kau sangat percaya pada-Nya
kau membekaliku semua yang kuperlukan
dalam mengarungi kehidupan...

Bagaimana bisa aku mengecewakanmu dan menjadi durhaka
seperti Malin Kundang atau Sangkuriang...

*kampung Halaman,14 Sept 2010*
~Saat Ibu tak mengizinkan aku pergi~

Dan Waktu....

Hari ini masih sama seperti beberapa bulan yang lalu
saat dirimu menerjemahkan kata-kataku
dan memintanya untuk sebuah kebersamaan...

Kulihat waktu itu jalan terjal
diiringi lengking protes cemburu
waktu kita telah berjalan
bersama mencari tumpukkan kisah
di rongga bulan dan matahari
yang menjelang dan berlalu dalam hari...

Aku ingin menghentikan waktu
dan melepaskan matahari dari tanganku
hingga tinggal malam yang menghampiri
mengetuk pintu kamarku...