Halaman

Assalamu'alaikum, have barokah day ;)

Senin, 01 November 2010

Ruh Sebuah Keputusan

"Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan yang tidak mengetahui sesuatu pun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur". (QS.An-Nahl : 78 )

Mari kita mengingat akan lahirnya kkita di dunia, yang tidak memiliki apa-apa dan tidak bergantung pada belas kasih dan bimbingan orang tua dan orang disekitar kita. Hidup kita nyaris tak punya pilihan dan keputusan penting, karena belum memiliki pengetahuan tentang hidup ini.

Melewati fase itu, kita mulai mencoba mengurus diri. Dan itulah awal kita memiliki tanggung jawab pada diri sendiri;memilih sekolah, belajar sungguh-sungguh, memilih aktifitas yang bermanfaat, dan sebagainya. Fase berikutnya, kita mulai menemukan jati diri kita. Ternyata banyak peran yang harus kita lakoni, dari yang kecil hingga yang berat dan rumit. Di sinilah keputusan-keputusan penting mulai kita ambil; keputusan-keputusan yang sangat menentukan dalam hidup kita, sehingga tidak ada kata main-main atau sekedar coba-coba.

Ruh sebuah keputusan terkait erat dengan 2 hal. Pertama, motivasi atau tujuan dari keputusan itu untuk apa. Kedua, bagaimana proses keputusan itu kita jalani. Karena itu, dalam keputusan-keputusan yang membuat kita berat, atau menghadapkan kita pada dua pilihan yang membingungkan, kita diajarkan untuk melibatkan Allah langsung. Kita mengenalnya dengan sholat istikharah, sholat meminta petunjuk dan pilihan yang baik.

Diriwayatkan dari Jabir, "Bahwa rasulullah mengajarkan sholat sunnah istikharah kepada kami dalam segala hal. Sebagaimana beliau mengajarkan kepada kami sebuah surat Al-Qur'an, seraya berkata : "Apabila salah seorang di antara kalian menghendaki sesuatu, maka hendaklah ia mengerjakan sholat dua rakaat selain sholat fardhu. Kemudian hendaklah ia berdo'a : "Ya Allah, sesungguhnya aku memohon petunjuk yang baik dengan pengetahuan-Mu. Aku memohon kemurahan yang sangat luas, karena sesungguhnhya Engkau berkuasa sedangkan aku tidak. Engkau maha mengetahui segala yang ghaib. Ya Allah jika Engkau mengetahui bahwa perkara ini (sebutkan jenis perkaranya) baik bagiku, bagi agama, bagi kehidupanku saat ini dan masa depan, maka mudahkanlah ia bagiku. Kemudian berkahilah ia bagiku. Sedang apabila Engkau mengetahui bahwa perkara itu buruk bagiku, agama serta kehidupanku saat ini dan masa depanku, maka jauhkanlah ia dariku atau aku darinya, berikanlah kepadaku kebaikan dimanapun adanya dan jadikanlah aku orang yang ridha dengan pemberian-Mu". (HR.Bukhari)

Penyandaran dengan sengaja, dan bukan dengan kebetulan itulah yang mendefinisikan niat adalah sebuah keputusan. Niat itulah keputusannya. karena itulah Abdullah bin Mubarak mengatakan, "betapa banyak pekerjaan kecil bernilai besar karena niat. dan betapa banyak pekerjaan besar yang bernilai kecil".

Bagaimana dengan kita pribadi? Apakah dalam pengambilan keputusan melibatkan Allah di dalamnya???

Wallahu alam bish shawab....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar