Halaman

Assalamu'alaikum, have barokah day ;)

Minggu, 24 Juli 2011

5 Alasan Harus Menjadi Murabbi

1. Jalan menuju Rabbani
2. Cara cerdas masuk surga
3. Tugas kemanusiaan
4. Pekerjaan terbaik
5. Penyambung lidah rasul

Generasi Rabbani, siapa dia???
Tidak wajar bagi seorang manusia yang Allah berikan kepadanya al-kitab, hikmah dan kenabian, lalu dia (nabi) berkata kepada manusia, "Hendaklah kamu menjadi penyembah-penyembahku, bukan penyembah Allah". Akan tetapi, (dia berkata) "Hendaklah kamu menjadi orang-orang rabbani, karena kamu selalu mengajarkan al-kitab dan karena kamu tetap mempelajarinya"(QS. Al-Imran: 79)
Maka, generasi Rabbani itu adalah yang mengajar dan belajar al-Qur'an.... Bimakuntum tu'allamunalkitab wa bima kuntum tadrusuuna...

Generasi Rabbani, dia haruslah :
1. mempunyai ilmu pengetahuan
2. Memahami Islam dengan baik/faqih
3. Melek politik
4. Melek manajemen
5. melaksanakan urusan rakyat yang membawa kemashlahatan, baik dalam urusan dunia maupun agama.
So...bukankah pekerjaan seorang murabbi adalah jalan menjadi seorang rabbani...

Menjadi murabbi, adalah pekerjaan terbaik
Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh dan berkata: Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri?(QS. Al-Fushilat: 33)
Bukankah, dengan kita menjadi murabbi maka ada amal yang akan mengalir terus pada kita ketika kita sudah tiada? yaitu ilmu yang bermanfaat, melalui para binaan-binaan yang kemudian binaan pun mempunyai binaan juga, lalu seterusnya. Bukankah itu multilevel pahala???

Maka, tak ada alasan lagi untuk tidak menjadi murabbi!!!

Menuju 14.801 Kader Terbina (2015) Kader Sejati, Seorang Murabbi...

*DPW PKS Palembang, Minggu 24 Juli 2011. Dauroh Murabbi dan Talaqqi Madah*

Jumat, 22 Juli 2011

Kebingunganku...

Pagi tadi, ada teman yang ku panggil Mbak bercerita padaku. Sejujurnya, dari awal kenal dia aku sudah sangat kagum dan ingin mengenalnya lebih dekat lagi. Sampai sekarang, aku pun masih menganggapnya seperti awal perkenalan. Dia bercerita, menyangkut banyak teman-temanku yang lain.Aku sangat bingung dengan semua ceritanya, aku sangat ingin mempercayainya tapi entah kenapa sepertinya masih ada yang harus aku selidiki.

Ceritanya adalah, kalau dia dikirimin JIN oleh teman yang cukup dekat denganku, seorang "ikhwan". Dia bercerita kalau dia sering "kesurupan" dan malam-malam ada yang memanggil namanya sampai dia pun berbicara sendiri di cermin, bahkan sampai muntah darah. Mengenai dia sering kesurupan itu sebenarnya aku sudah tahu dari murobbi, tapi aku sama sekali tidak tahu kalau penyebabnya adalah "kiriman jin" dari temanku yang ikhwan itu.

Menurutnya, maksud dari pengiriman jin itu adalah untuk menguasai dirinya lalu kemudian direkrut untuk masuk Ahmadiyah. Dia melanjutkan, bahwa jaringan Ahmadiyah di Palembang perekrutannya melalui "pengiriman jin" dan parahnya adalah orang-orang di jaringan tersebut adalah kebanyakan teman dekatku sendiri. Makanya dia bercerita padaku agar aku berhati-hati, dalam pembicaraan tadi sepertinya lebih dari sepuluh kali dia mengatakan agar aku berhati-hati, sepertinya aku termasuk target mereka.

Sampai di situ ceritanya, entah kenapa aku masih belum bisa sedikitpun menerima kebenaran ceritanya meski sejujurnya aku sangat ingin mempercayainya. Aku masih ingin berprasangka baik pada semua teman-temanku, karena dari dulu aku sering bercermin dari mereka. Temanku adalah cerminan diriku....

Sampai ceritanya yang terakhir yang membuatku sedikit tidak suka. Dia bercerita kalau ada temanku yang sekarang ada di Jakarta yaitu seorang akhwat sudah menikah dengan jamaah Ahmadiyah tapi pernikahannya dirahasiakan, dan yang menyebar ajaran Ahmadiyah itu adalah temanku itu.

Sampai di sini, aku sangat tidak percaya......Tidak mungkiiiinnnn!!!!!!
Aku bingung, kenapa teman-temanku jadi begini????

Robbi, Engkau Maha Mengetahui, bimbing aku...
Rasanya aku sudah tidak sabar lagi ingin bertemu esok hari, dimana aku mengisi ruhiyahku dalam lingkaran cinta. Lingkaran bersama orang-orang sederhana namun mempunyai CINTA yang sangat luar biasa. Aku ingin tetap dalam lingkaran itu, Allah....

Rabu, 20 Juli 2011

Sajak Kematian

Tuhan,
Terkadang kerinduan ini lebih mencekam dari ketakutan
Kerinduan pada sejatinya kehidupan
Kerinduan pada kematian

Tuhan,
Menggebu rinduku berjumpa dengan-Mu
Menghapus air mataku
Memenuhi segala hasrat hatiku
Merindu-Mu, merindu segala yang harus ku rindu

Tuhan,
Jangan biarkan langkah ini terhenti
Biarkan ia terus berlari
Dalam kidung do’a tiada henti
Menuju sejatinya Cinta abadi

Tuhan,
Kematian adalah penghibur duka dan resah
Kematian adalah jalan bertemu Allah
Pertemuan yang merupakan nikmat terindah

Tuhan,
Bila nanti aku mati, dan kita berjumpa
Membawa air mata, ku kan berlari ingin Kau yang menyeka nya
Dalam lelahnya di dunia, semoga tempat istirahat terindah hanya di syurga-Nya



Kematian, sungguh merupakan nasihat terindah. Menjadikan kerinduan memenuhi segala ruang kehidupan. Menjadikan penyesalan kala terkenang akan kesalahan. Menjadikan cinta sungguh luar biasa, pada Sang Pemilik Jiwa. Kematian yang merupakan janji kepastian. Namun terkadang, kematian sungguh sangat menakutkan. Sudah layakkah untuk berjumpa dengan-Nya ???

***Entahlah, aku hanya berdo'a pada Sang Pemilik Jiwa. Jika hidupku masih bermanfaat untuk kehidupan, maka beri aku usia yang lebih lama. Namun jika usia ini tidak ada manfaatnya, maka izinkan aku untuk memperbaikinya sebelum kembali secepatnya...Allah.

Senin, 18 Juli 2011

Apa Sih Yang Kamu Punya Untuk Melamarku?

Punya apa kamu, mau melamarku?
Ukhti, aku tak punya apa-apa selain 1000 rupiah yang kusedekahkan tiap hari pada tukang ojek. Padahal boleh jadi tukang ojek itu malah lebih berpunya daripada aku atau penghasilannya lebih banyak dari aku. Tapi, aku telah berazzam , di awal bulan setelah mendapat gaji yang Cuma beberapa ratus ribu, aku post kan 8000 rupiah untuk PP sebagai transfort tiap hari. Ongkos ojek yang seharusnya 3000 rupiah kulebihkan 1000 rupiah dengan niat sedekah. Bukankah sedekah tak memandang tempat dan nilai? Aku tak pernah ragu dengan janji Allah…tidak ada sedekah yang terbuang kecuali menjadi simpanannya di dunia dan akhirat. Dan itulah hartaku. Harta yang akan kubagikan padamu dan cahaya mata kita kelak.


Maaf, apa yang kamu punya hingga berani melamarku?

Ukhti, perhatikan kakiku yang pincang ini. Justru dengan kaki yang tidak normal inilah aku mengumpulkan sabar dan syukur. Setiap cacian dan tatapan hina dari insan di luar sana, aku hadapi dengan senyuman. Berharap senyuman bisa memanipulasi hatiku yang teriris karena ketidaktahuan mereka. Perusahaan yang tidak sudi mempekerjakan orang cacat fisik seperti kami, justru menjadi cambukan penyemangat diri. Tak ada hakikat penciptaan yang sia-sia, begitupun juga keluarbiasaan fisik ini. Kelak, di akherat pada saat berbaris di padang mahsyar kau akan saksikan aku dan penyandang cacat lainnya membawa bendera, bendera yang tidak dimiliki oleh siapa pun kecuali oleh orang cacat yang sabar seperti aku. Dan saat itulah aku akan menarikmu dari barisan, menggandengmu dan membanggakanmu di hadapan manusia lain yang sedang menunggu eksekusi. Kemudian berkata dengan lantang “Allah, inilah bidadariku” dan akhirnya bendera kebanggaan orang cacat fisik pun kita bawa bersama dengan senyuman dan sapaan malaikat Ridwan.


Hmmmm…sudah berapa asetmu berani melamarku?
Ukhti, aku tak punya unta merah seperti Muhammad ketika melamar Khadijah. Tak pernah terbayangkan kekayaan Utsman di mataku. Yang kupunya adalah peluh keringat dan tangan kasar kapalan lantaran setiap hari memukul besi dan mengubahnya menjadi bermacam-macam pisau. Kau pasti tau ukhti, tanganku ini sama seperti tangan Fatimah binti Muhammad yang bekerja untuk memberi makan keluarganya. Tangan orang seperti akulah yang pernah di cium dan dimuliakan Rasulullah sehabis perang. Aku ingin tangan mulia ini juga kau ciumi sehabis kita bermunajat padaNya di sepertiga malam. Ukhti, bukankah tidak ada yang kita inginkan di dunia ini kecuali kemuliaan untuk akhirat?.

Kamu punya apa sih mau melamarku?
Ukhti, jika kau mencari materi aku tidak dapat memberikan itu untukmu. Dengan penghasilanku sebagai guru ngaji dan mengisi ceramah di beberapa tempat suci, mungkin tak bisa makan enak tiap hari. Bagiku hidup adalah untuk dakwah dan dakwah. Satu orang berubah ke arah kebaikan dengan diri kita sebagai perantara, bukankah itu materi yang tak ternilai? Bersamamu kuingin merenda esok, bukan hanya dunia tapi akhirat yang lebih baik.


Punya apa kamu, ingin melamarku?

Ukhti, aku tak setampan Yusuf apalagi segagah Muhammad. Sebagai mana yang kau lihat aku hitam, gemuk, tidak tinggi, berhidung pesek, dan berjerawat di sana-sini. Tapi aku selalu berada di shaf paling depan ketika sholat fardlu berjamaah. Aku selalu menjaga diriku dari pekerjaan dan penghasilan yang syubhat. Semua untuk menjaga diriku dan dirimu dari api neraka. Insya Allah..


Bagaimana ukhti, maukah kamu menjadi pendampingku?

Menjalani pagi hingga malam menyeretnya kembali.
Mengusung siang sampai sore menjelang.
Mengukir cinta dengan melulu ketaatan kepadaNya.
Berdiri di sebelah awan kehidupan yang mentakbirkan dunia untuk akhirat dan akhirat untuk dunia.
Menuju jantung yang selalu riang
Menuju laut yang tidak punya tepian
Bismillah…Kita melangkah!


*Goresan kecil untuk para ikhwan di luar sana yang masih maju mundur untuk menggenapkan agamanya*
Lahat, 16 Juli 2011

NB : Note FB Mbak Harni Monikalina .... :)

Dan aku berkomentar di sana, "Lamarlah aku hanya dengan Bismillah...."

Sabtu, 16 Juli 2011

Puasa itu Obat


Bannar Makfadan, pakar tentang ilmu tubuh Amerika Serikat mengatakan, "Puasa dapat menghilangkan segala jenis penyakit yang tidak dapat diobati melalui terapi pengobatan lainnya".

1. Penyakit Kulit
Dr. Muhammad azh-Zhawahiri, ahli penyakit kulit di RS Qashru Aini, mengatakan, "Ada keterkaitan erat antara makanan dan kulit. Tidak makan dan minum pada waktu tertentu dapat mengurangi kadar air di dalam tubuh dan darah, sehingga menyebabkan kurangnya kadar air di kulit. Keadaan seperti itu menambah daya tahan kulit terhadap gangguan penyakit kulit.

2. Tulang
Dr. Mushtafa Ismail Hafizh, dosen jurusan bedah tulang di Fak Kedokteran al-Azhar, mengatakan bahwa puasa sangat berguna untuk penderita penyakit persendian dan nyeri lutut, di samping membantu mengurangi berat badan sebagai penyebab utama nyeri persendian.

3. Demam
Dr. Muhammad Ahmad Darghan berkata, "Ilmu pengetahuan modern menemukan bahwa puasa berguna untuk melindungi seorang Muslim dari penyakit diare, dapat mengobati gangguan pencernaan (sulit mencerna) yang dapat menimbulkan kembung dan merusak colone.

4. Penyakit jantung dan aliran darah
Puasa memiliki kegunaan yang sangat penting untuk membuat jantung lebih tenang dan membersihkan darah sehingga mempermudah jantung dalam menyerap darah yang bersih.

5. Puasa dan kesehatan tubuh
Ayton Sinclair mengatakan bahwa hikmah terbesar dari puasa adalah bertambahnya tingkat kesehatan tubuh. Puasa dapat membebaskan tubuh dari racun dan kolesterol yang tertimbun.

6. Puasa dan peremajaan organ dan jaringan tubuh
Dr. M. Syelton berkata, "Beberapa penelitian menyatakan bahwa luka parah lebih cepat sembuh ketika seseorang dalam kondisi puasa dibandingkan ketika tidak berpuasa. Demikian pula dengan patah tulang yang akan mudah tersambung kembali dengan cepat ketika penderitanya berpuasa.

7. Gangguan syaraf otak, pesimis dan penyakit ayan
Semua jenis gangguan syaraf otak dapat dipulihkan kembali dengan perantaraan puasa. Begitu pula dengan gangguan pesimistik yang dapat dihilangkan di sela-sela puasa. Selain itu, puasa memiliki pengaruh dan manfaat sangat besar dalam mengobati penyakit ayan.

8. Indra Peraba dan perasa (mata, kulit, lidah, hidung dan telinga)
Kemampuan mata mengalami peningkatan yang cukup berarti pada saat orang berpuasa sehingga mata tampak lebih jelas dan bercahaya. Kepekaan indra perasa pun meningkat.

9. Keasaman lambung
Tidak ada cara lain yang lebih baik untuk mengobati kelebihan asam lambung selain puasa.

10. Cairan empedu
Penderita penyakit lever akan kembali pulih dalam waktu yang sangat singkat dengan sering berpuasa, karena puasa dapat menambah banyaknya cairan empedu yang dibuang melalui usus.

11. Puasa dan radang colone
Pada gangguan radang colone, jumlah lendir yang dikeluarkan akan meningkat lebih banyak dan encer. Namun melalui puasa secara bertahap, keadaan itu akan terus membaik hingga sembuh secara total.

12. Puasa dan kesuburan wanita
DR. M. Syelton mengatakan, “Puasa cukup untuk mengembalikan kesuburan wanita. Ada banyak wanita yang sulit hamil karena pembuahan yang minim. Namun dengan puasa, mereka masih dapat melahirkan seperti membaiknya kondisi mereka secara umum.

13. Puasa dan imunitas tubuh
Seorang ahli, Brrzone, mengatakan, “Setelah melewati puasa dalam jangka waktu yang cukup lama, gigitan nyamuk tidak mengakibatkan gatal-gatal dan merah pada kulit seperti terjadi sebelum puasa. Dr. M. Syelton pernah mengobati pasien yang terkena anemia yang lumayan kronis dengan terapi puasa.

14. Batuk
Segala jenis batuk dapat dihentikan melalui puasa tidak lebih dari jangka waktu tiga hari

15. Radang
Di antara jenis radang yang dapat disembuhkan dengan puasa adalah radang hidung, radang limpa, asma, radang colone, dan radang kantung kemih.

16. Daya ingat
Membaiknya daya ingat adalah di antara tanda-tanda pengaruh positif puasa.


*Sedang membaca buku Indahnya Ramadhan di Rumah Kita, dan ingin memotivasi agar lebih semangat berpuasa.....namun, satu hal yang membuatku sedikit "galau", sepertinya melewati ramadhan itu lebih enak bila sudah berkeluarga.... *

Minggu, 10 Juli 2011

Nuansa Hijau Sembilan Juli

Dari seorang sahabat yang mengerti akan kesukaanku dengan warna hijau.... ^_^

Dari sahabat yang juga mengerti kesukaanku dengan warna hijau....

Ini pun dari sahabat jauh yang mengatakan aku itu sangat fanatik dengan warna hijau.... ^_^

Sabtu, 09 Juli 2011

Persembahan Sembilan Juli

Dengan nama-Mu duhai pemilik hatiku.....

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh...

Apa yang sebenarnya didapat dari sebuah peringatan hari kelahiran??? Apakah hanya sekeping memori bahwa usia masih terlalu muda? ataukah sejumput rasa cemas bahwa usia sudah semakin tua? Terkadang usia ini terasa begitu tua sekali (ketika sedang berkumpul dengan teman-teman yang usianya jauh di bawah), dan terkadang usia ini juga bisa terasa masih begitu muda (seperti ketika berjalan dan atau melihat kakek nenek).

Entahlah....yang jelas, usia hidup ini begitu cepat berlalu. Rasanya baru saja kemarin bermain-main, dan menangis karena tidak dibelikan mainan oleh ibu. Rasanya baru kemarin aku berusaha sendiri untuk bisa mencicipi manisnya mencari ilmu, dengan keringat dan airmata yang sangat mengucur deras (memang sangat lebay). Dan tak terasa, saat ini aku hampir menyelesaikannya, insyaAllah sebentar lagi duhai ibu....

Detik, menit, jam, hari, minggu, bulan, tahun......sampai 24 tahun, begitu singkat.
Teringat sahabat Zaid Bin Tsabit yang pada usia 13 tahun datang menemui Rasulullah saw untuk ikut berjihad. Kemudian Usamah Bin Zaid, ketika berumur 17 tahun dipercayakan sebagai komando pasukan ketika berperang menghadapi adidaya Romawi (subhanallah...). imam Syafi’i, hafidz quran dan menjadi mujtahid dalm usianya yang masih sangat belia (bahkan kanak-kanak!) 7 tahun. Sedangkan Yuli Harmita, apa yang sudah diperbuatnya pada usia 24 tahun??? Wallahualam.

Mushab bin Umair, ketika usianya 24 tahun, diutus oleh Rasul saw untuk menyebarluaskan islam ke madinah, karena madinah adalah salah satu tempat tujuan hijrah. Keren kan??? Kemudian Muhammad Al-Fatih, yang diangkat sebagai khalifah ketika berusia 19 tahun, dan pada usianya yang ke 24 (selang 5 tahun kemudian) di bawah kepemimpinannya, Daulah Khilafah Islamiyah berhasil menaklukan Romawi. Subhanallah....

Ya sudahlah, yang jelas, berapa pun usia ini, tak ada kata terlambat untuk berubah. Bahkan ada yang bilang, lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali!!! Selama Allah saw masih berkenan memberikan kesempatan hidup, sebenarnya masih punya kesempatan, untuk menorehkan tinta emas pada sejarah peradaban Islam, dan mengabdikan diri untuk kemuliaaan umat Islam. Allahuakbar!!!
Bertambah usia bukanlah prestasi, justru bertambah usia semakin mendekatkan diri dengan maut. Sehingga harus selalu ingat, seberapa siapkah diri ini untuk menghadapinya? Dan seberapa banyak bekal tabungan ini untuk diperhitungkan kelak di yaumul hisab? Cukupkah untuk mendapat sebuah tiket menuju surga???

“Ya Allah, karuniakanlah bagi jiwaku, ketakwaan dan kesuciannya, karena Engkaulah sebaik-baik yang menyucikan jiwa, Engkaulah Pelindung dan Penolongnya.” (HR. Muslim)

Diriku, met milad. Barakallahu, moga makin istiqamah.... ;)

Kamis, 07 Juli 2011

Isi Hati

Di sini hatiku terisi
di sini dalam ruang hati
yang tak kan bisa terganti
selain cinta hakiki

Duhai Robbi yg Maha Memiliki
hanya cinta-Mu yang ku bawa mati
hanya untuk-Mu hidup ini
hanya karena-Mu aku di sini
mengharap cinta abadi
hanya pada-Mu ya Ilahi...

Ya Allah...
janganlah palingkan aku
kasihanilah aku dengan kasih sayang-Mu
arahkan langkahku hanya menuju-Mu
selamanya hingga akhir waktuku

Di sini, hatiku masih mengisi...

Selasa, 05 Juli 2011

Kultwit Tentang Keputusan Ulama

1. Asswrwb, mungkin perlu sedikit penjelasan soal kedudukan fatwa, ijma' ulama dan keputusan ulama. Beberapa kalangan sy lihat krg paham

2. Fatwa ulama dikeluarkan krn ada pertanyaan dari seseorang atau lembaga ttg suatu hukum Islam, kpd mufti atau lembaga ulama spt mui.

3. Fatwa tsb bersifat mengikat bagi yg bertanya, bagi yg lain hanya bersifat optional, terutama bila yg lain ini punya dalil lebih kuat.

4. Adapun ijma' ulama adl, jika tdk terdapat perbedaan diantara 4 mazhab fiqh ttg suatu masalah, yi mzhb syafii, hanafi, maliki dn hambali.

5. Ada juga ijma' ulama kontemporer, spt ulama islam dari OKI berkumpul dan berpandangan sama ttg salah satu hukum Islam.

6. Adapun keputusan ulama adalah hasil kajian ulama ttg suatu masalah lalu diumumkan, tanpa hrs ada yg bertanya.

7. Boleh saja tdk setuju dg fatwa ulama, selama ada pendapat ulama lain yg lebih tepat. Namun adabnya, kita tdk mengumumkan itu kpd publik.

Oleh : @tifsembiring

Sabtu, 02 Juli 2011

Daun Kecil


Bagaimana mungkin selembar daun yang kecil dapat menutupi dunia yang luas ini?
Jangankan dunia, menutupi telapak tangan saja sulit.
Namun bila daun kecil ini menempel di matamu maka tertutuplah dunia!
Begitu juga bila hati ditutupi pikiran buruk maka kamu akan melihat keburukan dimana2.
Dunia yang besar ini pun akan tampak buruk.
Jangan menutupi matamu walaupun hanya dengan daun yang kecil.
Jangan menutupi hatimu walaupun hanya dengan sebuah pikiran yg negatif!
Bila hatimu tertutup, maka tertutuplah dunia..
Karna itu bukalah mata hatimu.. Dan kau akan melihat dunia yg indah….?

Sumber : http://agussupriatna.com/motivasi/category/tausiyah

Sosiologi Keluarga (7)

I. Lembaga Keluarga Masyarakat Batak Angkola

1. Sistem Kekerabatan
Masyarakat Batak pada umumnya mempunyai bentuk lembaga kekerabatan yang didasarkan pada Dalihan Natolu. Meskipun dengan menggunakan istilah yang berbeda tetapi esensinya tetap sama untuk menunjuk pada setiap susunan atau struktur kemasyarakatan yang ada. Dalam masyarakat Batak Angkola Dalihan Natolu terdiri dari: 1) Kahanggi; 2) Anak Boru; 3) Mora. Ketiga susunan ini mempunyai hubungan yang fungsional satu sama lain. Setiap pribadi Batak dapat menduduki status ketiga bentuk di atas, sesuai dengan suasana di mana ia menempatkan diri.
2. Perkawinan
Perkawinan pada orang Batak pada umumnya merupakan suatu lembaga. Dengan kata lain, perkawinan bukan hanya sekedar ikatan antara seorang laki-laki dengan seorang wanita, untuk hidup bersama dalam bentuk runah tangga atau keluarga konjungal. Dalam masyarakat Batak Angkola, perkawinan ini dimulai dengan mengadakan kata sepakat untuk melamar (menyapai) ke rumah orang tua si gadis. Perkawinan tersebut dapat dilakukan dengan 2 cara. a) Perkawinan biasa, yaitu perkawinan yang tidak menggunakan adat harajaon (kerajaan); b) Perkawinan dengan adat istiadat (harajaon).
Tata Cara Adat Perkawinan Batak Angkola secara harajaon (Kerajaan)
Untuk menyelenggarakan suatu acara adat dalam perkawinan, biasanya diperlukan musyawarah. Musyawarah mempunyai 3 tingkatan:
a. Musyawarah dalam rumah tangga (tahi ungut-ungut/unung-unung nasibahue)
b. Musyawarah keluarga besar (klan), yang disebut dengan tahi sebagas, yaitu musyawarah yang diadakkan dengan kaum kerabat terdekat untuk minta pertimbangan mengenaimaksud yang akan diadakan oleh tuan rumah.
c. Musyawarah dengan tetangga sekampung, atau yang disebut dengan tahi Godang persahutaan, yaitu musyawarah dengan beberapa tokoh masyarakat yang dianggap mewakili masyarakat kampung tersebut.
Perjalanan penyelenggaraan Horja (Pesta besar)
Dalam penyelenggaraan pesta ini terdapat beberapa persyaratan yang harus dipenuhi, dan sebagai tanda bahwa pesta tersebut adalah pesta besar. Persyaratan yang harus ada dalam pesta harajaon adalah:
- Gaba-gaba di halaman rumah (semacam umbul-umbul)
- Rompayan panyambolan horbo (tempat penyembelihan kerbau yang dibuat secara khusus)
- Mandera-mandera/tonggol di halaman (hiasan-hiasan di sekitar rumah)
- Langit-langit dohot tire (tenda yang dipasang di depan rumah)
- Gondang saraban dohot uning-uningan (alat musik yang terdiri dari gendang dan sejenis gamelan (gong) yang berrjumlah dua buah)
- Pakean happu/tuku dohot bulang (pakaian adat untuk pengantin)
- Payung rarangan (payung kerajaan)
- Tombak, pedang dohot lelo (tombak, pedang dan alat temeng)
- Abit godang sabe-sabe panortoran (kain batik yang dipergunakan untuk manortor)
- Kerbau (horbo)
3. Stratifikasi sosial
Seperti diungkapkan di depan, sistem sosial masyarakat Batak Angkola juga tidak berbeda dengan sistem sosial masyarakat Suku Batak pada umumnya. Sistem sosial ini didasarkan pada prinsip “DALIHAN NATOLU”. Dalihan Natolu merupakan tiga kelompok masyarakat, yang mempunyai persesuaian pada situasi dan kondisi. Persesuaian ini didasarkan kepada apa hubungan seseorang dengan orang lainnya.
4. Religi
Pada umumnya masyarakat Batak Angkola manganut agama Islam yang taat. Meskipun demikian, masih banyak tradisi-tradisi adat yang sampai sekarang masih hidup dan berkaitan dengan kehidupan religi. Dalam upacara-upacara adat, suasana religi ini sering terlihat dalam bentuk bahan-bahan simbol berupa makanan dan barang-barang yang dianggap mempunyai kekuatan magis dan harus dihormati.

Sosiologi Keluarga (6)

G. Sosiologi dalam Keluarga

1. Belajar (Learning)
Pengertian belajar di sini bukanlah berarti harus duduk di bangku sekolah formal,tetapi menyangkut segala apa yang dilihat dan diamati oleh si anak. Seorang bayi yang belum dapat bicara, menangis adalah alat komunikasi/interaksi dengan orang lain/ibunya untuk menyamppaikan bahwa ia haus, buang air, panas, sakit,dan lain sebaginya. Jadi dari kecil si anak sudah mengalami proses belajar.
Proses belajar ini sering juga diistilahkan dengan proses sosialisasi yaitu proses yang membantu individu – melalui proses belajar dan penyesuaian diri – bagaimana cara hidup dan bagaimana cara berpikir dari kelompok tersebut. Dalam proses sosialisasi, kegiatan yang dicakup adalah: a) belajar (learning); b) penyesuaian diri dengan lingkungan; c) pengalaman mental.
Belajar menurut Morgan C.T. adalah suatu perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku sebagai akibat dari pengalaman yang lalu. Jadi, kalau kita amati proses belajar merupakan suatu perubahan yang terjadi pada individu yang bersangkutan, di mana perubahan terjadi pada tingkah laku atau beberapa aspek dari kepribadian. Mekanisme social psychologis yang memegang peranan dalam proses belajar ini adalah:
• Imitasi dan Peniruan
Imitasi adalah suatu cara belajar dengan mengikuti atau mencontoh orang lain. Dalamimitasi ini terjadi perubahan-perubahan dalam berbagai jenis kecakapan
• Sugesti
Sugesti adalah suatu anjuran tertentu yang menerbitkan suatu reaksi langsung tanpa pikiran panjang pada individu yang menerima sugesti tersebut.
• Simpati
Simpati adalah kecakapan untuk merasai diri seolah-olah dalam keadaan orang lain dan ikut merasakan apa yang dilakukan, dialami, atau diderita oleh orang lain.
Identifikasi
Identifikasi merupakan hal yang lebih mendalam daripada simpati. Kalau simpati bermaksud agar orang merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain, sedangkan identifikasi tidak hanya merasakan, tetapi juga sedapat mungkin merasai sama dengan orang yang diidentifikasikan. Jadi, identifikasi merupakan gabungan faktor-faktor imitasi, sugesti dan simpati.
2. Penyesuaian Diri dengan Lingkungan
Penyesuaian diri terhadap lingkungan fisik diistilahkan dengan adaptasi, dan penyesuaian diri dengan lingkungan sosial disebut adjustment (social adjusment). Penyesuaian ini merupakan penyesuaian tingkah laku terhadap lingkungan, di mana dalam lingkungan tersebut terdapat aturan-aturan atau norma-norma yang mengatur tingkah laku dalam lingkungan sosial tersebut.
Untuk menilai berhasil atau tidaknya proses penyesuaian diri itu, ada empat kriteria yang dapat digunakan, yaitu: 1) kepuasan psikis, 2) efisiensi kerja, 3) gejala-gejala fisik, 4) penerimaan sosial.
3. Pengalaman Mental
Pengalaman seseorang akan membentuk suatu sikap pada diri seorang hal mana didahului oleh sikap terbentuknya suatu kebiasaan yang menimbulkan reaksi yang sama terhadap masalah yang sama. Untuk mencegah dan memelihara sikap mental ini dari yang tidak diharapkan, maka setiap individu diharapkan dapat mengembangkan sikap-sikap yang diharapkan dan melakukan penyesuaian-penyesuaian yang serasi dalam berbagai situasi hidup. Dan hal ini dapat dilakukan dengan:
- Sanggup menghindar dari konflik yang mengakibatkan kekacauan penyesuaian
- Membantu mengatasi penyelesaian masalah penyesuaian yang khas secara konstruktif.
Dalam lingkungan keluarga ada tiga tujuan sosialisasi, yaitu: orang tua mengajarkan kepada anaknya tentang penguasaan diri, nilai-nilai, dan peranan-peranan sosial.

H. Keluarga dan Perubahan Sosial

1. Perubahan Sosial secara Umum
Perubahan sosial adalah suatu gejala yang pasti dialami oleh stiap masyarakat. Jadi pada hakekatnya tidak ada satu masyarakat yang tidak berubah, walaupun masyarakat sederhana apapun. Atau dengan kata lain tidak ada satupun masyarakat yang statis.
a. Perubahan dalam arti regress
Perubahan yang lazim diketahui oleh orang adalah perubahan yang disebabkan oleh kemajuan teknik atau “technical change”. Tetapi karena setiap penemuan teknik mempunyai akibat perubahan atas mental manusia, maka perubahan teknik tersebut dapat mengakibatkan perubahan masyarakat di segala sektor kehidupan masyarakat. Dalam perubahan yang serba multi kompleks ini dengan sendirinya ada 2 kemungkinan, yaitu: 1) bahwa manusia menemukan sistim penilaian dan filsafat hidup yang baru; 2) manusia tenggelam dalam persoalan-persoalan yang dihadapinya dan tidak dapat mengambil sikap terhadap keadaan baru.
b. Perubahan dalam arti progress
Perubahan dalam arti progress adalah perubahan yang menjadi suatu kemajuan bagi masyarakat. Di mana perubahan yang terjadi justru membawa keuntungan secara relatif terhadap kehidupan masyarakat. Kemudahan-kemudahan akan diperoleh masyarakat lewat perubahan-perubahan yang terjjadi.
2. Industrialisasi dan Perubahan Keluarga
Proses perubahan sosial pada prinsipnya mempunyai 3 tahap yakni:
a. Invensi, yaitu proses di mana ide-ide baru diciptakan dan dikembangkan
b. Difusi, yaitu proses di mana ide-ide baru itu dikomunikasikan ke dalam sistem sosial
c. Konsekwensi, yaitu perubahan-perubahan yang terjadi dalam sistim sosial sebagai akibat penerimaan atau penolakan inovasi tersebut.
Ide-ide atau hal yang dikomunikasikan ke dalam masyarakat initidaklah selalu dapat berjalan dengan lancar seperti kebanyakan yang diharapkan oleh para inovator.
Menurut Ronalt Lippit yang dikutip oleh Merril dan Elliot bahwa pendorong bagi perubahan keluarga adalah: berkembangnya kebudayaan materi, tingkat penemuan dan inovasi teknologi, perbaikan fasilitas transfortasi dan komunikasi dan meluasnya industrialisasi dan urbanisasi.
Ada 3 alasan yang menyebabkan perubahan tersebut: 1) Industrialisasi menyebabkan nuclear family ke tempat yang lain; 2) Industrialisasi dapat mempercepat emansipasi wanita, karena memungkinkan wanita untuk mendapatkan pekerjaan di luar rumah tangga; 3) Industrialisasi telah menimbulkan corak kehidupan ekonomi baru dalam masyarakat.
Dengan adanya pendapat yang menekankan bahwa keluarga inti merupakan akibat dari industrialisasi, tentu dapat pula kita katakan bahwa keluarga inti merupakan model keluarga yang diterima pada zaman industrialisasi ini, atau keluarga inti merupakan keluarga bagi terdukungnya suasana industrialisasi.
Dari sudut pandangan sosiologis, bahwa gerakan-gerakan yang mengatakan adanya perubahan extended family ke nuclear family adalah merupakan gerakan yang juga sudah ada sebelum adanya industrialisasi. Jadi industrialisasi tidaklah dapat dikatakan menyebabkan terciptanya keluarga inti, karena tipe keluarga seperti ini memang sudah ada. Tentu saja dengan adanya industrialisasi, akan berpengaruh juga terhadap keluarga, seperti misalnya, adanya tenaga wanita yang dipergunakan dalam pabrik-pabrik akan menyebabkan berubahnya fungsi anggota keluarga.
3. Pengaruh Perubahan-perubahan Teknologi dan Ekonomi
Perubahan-perubahan kebudayaan di sini dikaitkan dengan perubahan-perubahan ekonomi dan sangat banyak diperoleh dan didorong oleh penemuan-penemuan pada abad ke-18 yang menggantikan tenaga manusia dengan tenaga mesin. Semakin lama, sesuai dengan perkembangan dan penerapan teknik-teknik baru tingkat tinggi, dia telah membatasi keluarga dari fungsi-fungsi ekonominya dan dengan demikian sangat banyak mempengaruhi seluruh ciri-ciri dan arti sosial daripada keluarga. Dan perubahan-perubahan ini jelas akan juga mempengaruhi keluarga, seperti yang diungkapkan oleh Merril dan Elliot:
- Sistim ekonomi, yang sedang berfungsi akan mempengaruhi pendapatan keluarga
- Perubahan status wanita akan merubah pola wewenang keluarga
- Media komunikasi massa telah mengurangi banyak wewenang orang tua terhadap anak-anak mereka
- Kemerosotan dalam wewenang agama akkan merubah filsafat hidup keluarga
Akibat perubahan-perubahan teknologi bagi keluarga di pedesaan mempunyai pengaruh terhadap kegiatan berekonomi para wanita, terutama dari kalangan yang paling miskin, yaitu para wanita tidak mengalami akibat-akibat yang sama dari perubahan teknologi itu, dan juga mereka tidak membagi secara sama rata kesempatan kerja yang terbatas di antara mereka. Sementara di daerah perkotaan lebih banyak mempengaruhi fungsi wanita sebagai ibu rumah tangga.
4. Perubahan-perubahan dalam Struktur Keluarga
Sesuai dengan perubahan-perubahan yang terjadi, fungsi-fungsi prinsip dari keluarga juga mengalami perubahan pada bentuknya.
a. Berkurangnya kontrol terhadap ikatan perkawinan
Ikatan perkawinan sekarang adalah lebih bersifat ekonomi di antara pria maupun wanita. Orang-orang tidak begitu ketat lagi dikontrol oleh orang tuanya dan bentuk-bentuk lainnya dari tekanan-tekanan sosial apabila mereka akan kawin-tekanan yang kelihatannya khusus bagi kaum wanita, istilah “perawan tua” tidak lagi dipakai dalam keluarga dan telah lenyap dari pandangan yang menjijikkan. Wanita telah memperoleh status legal yang baru, status politis yang baru, yang mengurangi diskriminasi antara laki-laki dan wanita.
b. Perubahan peranan ekonomi wanita
Suatu faktor yang penting dari ciri-ciri baru ikatan perkawinan adalah meningkatnya kadar kebebasan ekonomi yang diperoleh oleh wanita. Apalagi pada kelas-kelas yang lebih “terang bintangnya” mereka dapat menjadi pemilik daripada kekayaan, dan pada kelas “kebanyakan” mereka sebenarnya adalah pencari gaji yang potensial atau pekerja-pekerja profesional.
c. Berkurangnya pengawasan terhadap bidang agama (religius)
Perkawinan pada dewasa ini, pada pokoknya telah menjadi suatu perjanjian umum, walaupun hal ini sering di atur dan diurus oleh pejabat-pejabat agama.

Sosiologi Keluarga (5)

F. Fungsi-fungsi Keluarga

1. Fungsi-fungsi Pokok Keluarga
Fungsi-fungsi pokok keluarga tersebut, antara lain:
a. Fungsi Biologik
Keluarga merupakan tempat lahirnya anak-anak, fungsi biologik orang tua ialah melahirkan anak. Fungsi ini merupakan dasar kelangsungan hidup masyarakat. Namun fungsi ini pun juga mengalami perubahan, karena keluarga sekarang cenderung kepada jumlah anak yang sedikit.
b. Fungsi Afeksi
Dalam keluarga terjadi hubungan sosial yang penuh dengan kemesraan dan afeksi. Hubungan afeksi ini tumbuh sebagai akibat hubungan cinta kasih yang menjadi dasar perkawinan. Dasar cinta kasih dan hubungan afeksi ini merupakan faktor penting bagi perkembangan pribadi anak.
c. Fungsi Sosialisasi
Fungsi sosialisasi ini menunjuk peranan keluarga dalam membentuk kepribadian anak. Melalui interaksi sosial dalam keluarga itu anak mempelajari pola-pola tingkah laku, sikap, keyakinan, cita-cita, dan nilai-nilai dalam masyarakat dalam rangka perkembangan kepribadiannya.
2. Perubahan Fungsi-fungsi Keluarga
Fungsi-fungsi suatu lembaga adalah tipe-tipe aktivitas yang secara berbeda dapat ditunjukkan. Secara historis keluarga telah menghilangkan berbagai fungsi-fungsi karakteristik yang telah melayani anggota-anggotanya dan masyarakat. Hal ini termasuk melahirkan dan memelihara anak, memberi dan menerima kasih sayang, aktivitas ekonomi, perlindungan, rekreasi, pendidikan, dan agama.
Aktivitas Ekonomi
Fungsi ekonomi keluarga pada dekade akhir-akhir ini telah banyak mengalami modifikasi, dan proses tersebut rata-rata masih berlangsung dengan cepat. Dahulu pembuatan barang-barang dan produksi serta konsumsi makanan dilakukan semuanya di dalam keluarga. Sekarang diketahui bahwa pabrik-pabrik telah mengambil alih segala produksi barang-barang, tetapi tidak seorang pun menyadari bahwa fungsi-fungsi keluarga telah berubah dalam konsumsi makanan dan tingkat terhadap penghematan, tenaga kerja pun telah melanda ke dalam rumah.
Aktivitas-aktivitas Proteksi (Perlindungan)
Dalammasyarakat pada awalnya, laki-laki dari suatu keluarga melindungi keluarganya dengan menggunakan senjata api. Dewasa ini polisi dan penjaga keamananlah yang melindungi kehidupan dan kekayaan keluarga; juga departemen kesehatan memberikan perlindungan dari penyakit. Perusahaan-perusahaan asuransi, badan-badan negara, dan program keamanan sosial dari pemerintah melindungi keluarga dari: kematian anggota-anggota, kecelakaan, penyakit, pengangguran, dan usia tua.
Aktivitas Pendidikan
Tanggung jawab keluarga sekarang dalam pendidikan sekolah dan pendidikan moral tidaklah sebesar tanggung jawab keluarga pada masa lalu. Pada zaman kolonial seorang anak berangkat ke sekolah 3 bulan dalan setahun, dan berbeda dengan sekarang yang mempunyai waktu 9 sampai 10 tahun per tahunnya. Juga pendidikan, moral bagi anak-anak sudah lebih banyak diserahkan kepada sekolah-sekolah, pesantren, pengajian, sekolah minggu atau pun gereja.
Aktivitas Rekreasi
Sebelumnya rekreasi sebagian besar dipusatkan di dalam rumah, sedangkan sekarang hal ini berkembang di luar rumah. Pada masyarakat desa pun, dahulu,harapan masyarakat adalah bahwa orang-orang akan bekerja keras sepanjang hari ddan waktu yang ada hanyalah malam hari atau tidak ada sama sekali untuk rekreasi. Sekarang, dengan lebih banyaknya keluarga di kota, harapan masyarakat adalah bahwa orang akan bekerja dengan waktu yang lebih pendek dan individu dalam waktu luangnya akan menggunakannya dalam rekreasi.
Tingkah laku Religi
Perubahan-perubahan besar telah terjadi dalam tingkah laku religi keluarga. Kadang-kadang ada asumsi yang mengatakan bahwa kemunduran dalam fungsi dapat diukur melalui perbandingan meratanya aktivitas di kota dengan meratanya aktivitas di luar kota, apabila praktek-praktek tradisional berubah lebih lambat di luar kota daripada di kota.
3. Aspek-aspek Perubahan dari Fungsi-fungsi Keluarga
a. Prokreasi dan Pemeliharaan Anak
Tugas dari melanjutkan keturunan dewasa ini adalah sebanyak fungsi yang pernah ada dalam keluarga. Di mana dalam hal ini lebih merupakan tugas keluarga secara eksklusif daripada masa-masa sejarahyang terlihat melalui pengurangan proporsi kelahiran yang “tidak sah” yang tidak dapat diragukan lagi telah merusak masyarakat-masyarakat modern pada abad-abad dewasa ini. Yang lebih penting, fungsi ini, secara keseluruhan, adalah lebih banyak terpenuhi oleh keluarga yang sekarang daripada yang dahulu, dalam hal mana keterampilan dan pengetahuan diarahkan untuk memperhatikan masa sebelum kelahiran, kelahiran baru, dan anak yang masih kecil.
b. Kebutuhan Seks
Tingkat perkawinan yang cukup untuk memenuhi kehidupan seks adalah, apabila kita memikirkan syarat-syarat dari pengalaman manusia dan tidak didikte secara etis, dan sangat bermacam-macam dan berpokok pada perbedaan-perbedaan yang membingungkan kepribadian. Kepuasan yang tercakup dapat bermacam-macam mulai dari hanya kebebasan selera secara fisik, sampai kepada masalah pembaharuan total dalam percintaan kedua belah pihak.
c. Provosion of a Home
Pada kebanyakan masyarakat, baik laki-laki maupun wanita, keinginan suatu rumah adalah yang secara pribadi timbul dan menyenangkan hati, satu-satuan bagi kegiatan-kegiatan si istri dalam suatu hubungan yang terlindung, yang merupakan satu dorongan kekuatan untuk perkawinan.
4. Perubahan-perubahan pada Fungsi-fungsi Sentral Keluarga
Semakin banyak fungsi-fungsi atau peranan-peranan anggota keluarga yang dijalankan di luar rumah menyebabkan kurrangnya intensitas hubungan antara anggota-anggota keluarga tersebut, karena semakin jarang mereka satu sama lain berjumpa, dan waktu berkumpul semakin terbatas.
Di sini kita akan mempertimbangkan suatu fungsi utama keluarga, yaitu fungsi meneruskan keturunan.fungsi ini tentu saja termasuk prokreasi anak-anak. Tetapi hal ini juga meliputi pengenaan anak-anak terhadap warisan sosial dasar dan pengawasan terhadap penyesuaian awal pada dunia yang harus mereka jalani. Perubahan-perubahan pokok apakah yang telah terjadi pada akhir-akhir ini dalam kegiatan sentral keluarga?
a. Peranan badan-badan luar
Berbagai organisasi sosial telah dikembangkan untuk membantu keluarga dalam memenuhi fungsi utamanya. Di sini termasuk perawatan ibu dan pasien-pasien luar klinis bagi si ibu, kesehatan bayi, tempat penitipan bayi, taman kanak-kanak, dan cabang-cabang pra sekolah lainnya, termasuk organisasi modern “baby sisters”.
b. Peranana bantuan umum
Banyak sistim-sistim bantuan dari negara atau dana-dana pribadi yang telah direncanakan agar keluarga, yang tidak didirikan berdasarkan kelompok kerabat yang leebihluas,mampu memenuhi fungsi utamanya dalam persaingan hidup dari skala masyarakat yang luas. Perusahaan yang membantu kesejahteraan anak dan asosiasi dermawan lainnya dewasa ini sangat dibebani oleh berbagai macam badan-badan pemerintah.
c. Penurunan angka prokreasi
Perubahan yang ketiga ini, menyusutnya fertilitas perkawinan, yang merupakan suatu hal yang sangat berbeda dari dua yang lainnya dan mempunyai suatu arti yang lebih mendalam untuk masa depan keluarga. Sejak tahun 1870-an, angka kelahiran telah menurun pada negara-negara Barat yang telah beradab. Kemunduran telah menjadi lebih tajam, dan di beberapa negara kemunduran ini terlihat lebih cepat, khususnya di Eropa Barat dan Utara. Tetapi secara keseluruhan, cepat atau lambat, hal ini akan melandanya.

Sosiologi Keluarga (4)

E. Tipe-tipe Keluarga

1. Tipe-tipe Keluarga dalam Masyarakat Pra Literasi
Terdapat dua faktor penting yang berbeda dalam penentuanpola organisasi keluarga praliterasi.
Keluarga Maternal
Di antara masyarakat praliterasi satuan keluarga merupakan suatu kelompok kekerabatan, yang disebut kaum keluarga (sib) atau gens. Dalam beberapa masyarakat praliterasi, ini disusun dari ibu, anak laki-lakinya, anak perempuannya dan anak-anak dari anak perempuannya. Di Indonesia sistem keluarga Maternal ini dapat kita lihat pada suku Minangkabau di Sumatera Barat, karena garis keturunan dalam masyarakat Minangkabau diperhitungkan menurut garis Matrilineal. Seseorang termasuk keluarga ibunya dan bukan keluarga ayahnya. Seorang ayah berada di luar keluarga anak dan isterinya.
Ciri-ciri pokok dari keluarga maternal, adalah: 1) keturunan digariskan lewat ibu, tidak banyak – yang disebut dengan sistim Matrilineal; 2) dalam banyak hal, walaupun tidak selalu, keturunan Matrilineal dikaitkan dengan tempat tinggal (daerah) yang disebut Matrilokal, yakni di mana anak-anak dilahirkan di rumah keluarga si istri dan tinggal di sana; 3) hak yang dimilikinya dalam kelompok keluarga tidaklah pada suami tetapi pada beberapa saudara laki-laki si istri; 4) Sistem Maternal cenderung untuk mengikat kelompok kerabat keluarga besar secara bersama, tetapi mengurangi daya ikat keluarga Conjugal.
Keluarga Paternal
Atas kondisi tertentu keluarga pada masa pra literasi diatur sesuai dengan keturunan paternal, di mana wanita yang kawin akan tinggan bersama suaminya di rumah ibu-bapaknya, serta saudara laki-lakinya yang telah kawin beserta dengan istri-istri dan anak-anak mereka, kehidupan anak, seperti pada keluarga maternal,banyak diurus atas pengaruh kaum keluarga.
2. Tipe-tipe Keluarga Historis
Keluarga Patriarkal Luas (Extended Patriarchal Family)
Pada masyarakat kuno, keluarga patriarkalluas adalah ciri-ciri dari bentuk kekeluargaan. Halini biasa ditemui di Cina, India dan Jepang. Pada saat sekarang ini mungkin mayoritas dari ras manusia yang hidup pada negara-negara yang masih memperhatikan tipe organisasi keluarga yang seperti ini, sedikit banyaknya akan menggunakan kontrol yang absolut atas istri-istrinya, anak-anak perempuannya yang belum kawin, anak laki-lakinya.
Keluarga Patriarkal Kecil (Small-Patriarchal Family)
Dalam masyarakat pertengahan, khususnya di kota-kota, perkembangan skill dituntut karena keahlian yang diciptakan keluarga patriarkal luas merupakan instrumen industri yang tidak efisien. Hal ini diganti olehkeluarga patriarkal kecil, yang terdiri dari suami istri dan anak-anak, yang biasanya ditambah satu atau dua orang kakek/nenek, satu atau lebih saudara laki-laki atau perempuan yang belum kawin dari orang tua, atau keluarga lainnya.
3. Tipe Keluarga Demokratis Modern
Keluarga demokratis modern mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
a. kebebasan memilih pasangan didasarkan pada akemesraan, persahabatan, penyesuaian dan kepentingan bersama
b. adanya kebebasan orang-orang muda setelah mereka kawin dari pengaruh orangtuanya
c. adanya perkiraan kesamaan antara suami dan istri
d. keputusan dicapai melalui diskusi antara suami dan istri dan juga dan juga keikutsertaan anak-anak yang sudah dewasa
e. tingginya kebebasan bagi para anggota-anggotanya konsisten dengan pencapaian tujuan-tujuan keluarga.

4. Klasifikasi Bentuk-bentuk Keluarga
Terdapat berbagai bentuk keluarga dalam ruang dan waktu yang dapat diklasifikasikan:
- Dari keluarga yang tetap kepada keluarga yang berubah
Le Play menggambarkan keluarga patriarkal sebagai keluarga yang banyak terdapat pada bentuk yang terdahulu (Stable) apabila ”ia” mempunyai suatu ketetapan dan hitungan yang permanen dengan “fireside”nya, bentuk ini sangat sedia terhadap tradisi, dan ia menentukan tempat tinggal anak-anaknya yyang telah kawin dekat rumah tempat tinggalnya, agar dapat menjaga dan melindungi mereka.
Le Play juga menggambarkan keluarga yang tidak tetap dengan “tidak adanya kasih sayang yang tetap di hati mereka” dan diilhami oleh nafas terhadap perubahan sosial.
- Dari kesewenangan kepada demokratis
Kesewenang-wenangan (despotic) atau “pandangang bahwa istri yang dimiliki oleh suaminya, sama dengan pandangan bahwa hilangnya dan timbulnya kepribadian seorang istri adalah sah tergantung pada suami.” Dan demokrasi, adalah pandangan di mana keluarga didasarkan “atas kerja sama dan keharmonisan yang seimbang” dalam keluarga.

- Dari kelembagaan kepada pertemanan (Companionship)
Pendapat pokok dalam hal ini adalah keluarga dalam masa historis yang telah mengalami transisi dari suatu kelembagaan dengan tingkah laku keluarga yang dikontrol oleh adat istiadat pendapat masyarakat, dan aturan terhadap suatu pertemuan dengan timbulnya tingkah laku keluarga dari kasih sayang dan konsensus dari anggota-anggotanya.
Dari sudut metode konstruksi ideal, keluarga merupakan suatu lembaga dan sebagai suatu pertemanan yang akan memperlihatkan dua konsep yang berlawanan. Dari tipe-tipe keluarrga historis dan tipe-tipe keluarga yang ada, tipe patriarkal yang luas adalah kira-kira paling erat dengan konstruksi ideal dari keluarga sebagai lembaga dengan kombinasinya tentang kekuatan sanksi dari tata kelakuan, agama dan hukum, serta secara praktis melengkapi rendahnya anggota-anggota individu keluarga terhadap otoritas kepala keluarga.
Kecenderungan Pola Companionship
Keluarga di Amerika sedang bergerak ke arah pola pertemanan pada tipe keluargayang menitikberatkan pada kasih sayang dan kesepakatan. Hal ini pada prinsipnya diterima oleh orang-orang muda, walaupun pada hakekatnya sulit untuk direalisasi. Pada sebahagian besar keluarga pengawasan secara moderat masih pada sang bapak, dan hanya sebahagian kecil persentase yang berkembang melalui konsensus antara suami dan istri.

Sosiologi Keluarga (3)

D. Keluarga dan Masyarakat

1. Keluarga dan Masyarakat
Salah satu definisi dari masyarakat pada awalnya adalah “a union of families”, atau masyarakat merupakan gabungan atau kumpulan dari keluarga-keluarga. Awal dari masyarakat pun dapat kita katakan berasal dari hubungan antar individu, kemudian kelompok yang lebih membesar lagi menjadi satu kelompok besar orang-orang yang disebut dengan masyarakat. Jadi, keluarga dapat dikatakan inti dari masyarakat, di mana setiap keluarga dapat menganggap dirinya adalah sentral dari seluruh masyarakat. Karena keluarga ini pada hakekatnya mempunyai hubungan yang menjurus ke segala arah dalam masyarakat yang disebut tetangga untuk yang terdekat, kampung, daerah, negara, dan seterusnya dunia.
Dalam kehidupan sosial, tentu saja keluarga tidak terlepas dari kondisi-kondisi yang ada dalam masyarakat tersebut, baik norma-norma maupun nilai-nilai yang berlaku. Karena pada dasarnya norma dan nilai yang ada dalam masyarakat akan berpengaruh terhadap tindakan-tindakan yang akan dijalankan oleh keluarga. Misalnya, aturan perkawinan. Dan perwujudan mengenalhal ini di Indonesia dapat kita lihat dengan adanya Hukum Perkawinan yang dikeluarkan oleh pemerintah, yakni Undang-Indang Perkawinan No. 1 Tahun 1974. di mana Undang-Undang ini terdiri dari 14 bab dan 67 pasal dan merupakan Undang-Undang Perkawinan yang bersifat Nasional.
2. Keluarga dan Negara
Satu sifat yang unik dari hubungan perkawinan adalah bahwa negara menjalankan kontrolyang lebih keras terhadapnya lebih daripada yang umumnya dilakukan pada hubungan-hubungan asosiasi lainnya. Negara sesungguhnya telah mengatur pelbagai dasar-dasar keluarga lain daripada fungsi prokreasinya.menurut pertimbangan sosiologis, alasan-alasan tertentu yang meletakkan hal ini sebagai dasar-dasar kebenaran dari tindakan negara merupakan kebenaran yang meragukan.
1) Prinsip legitimasi pengawasan negara: Pada beberapa negara sudah lama digunakan pengawasan terhadap dasar-dasar religi keluarga, yang menurut teori politik modern merupakan hal yang berada di luar wewenang negara.
2) Penerapan prinsip-prinsip kebijaksanaan yang benar-benar ”hangat” dan membantu: Jika prinsip kita terapkan terarah, hal ini membantu terhadap kesimpulan-kesimpulan penting yang merupakan perhatian kebijaksanaan negara. Sebagai contoh, bahwa negara tidak mempunyai hubungan khusus dengan perkawinan yyang tidak mempunyai hubungan khusus dengan perkawinan-perkawinan yang tidak mempunyai anak (yang dalam masyarakat primitif secara otomatis dianggap sudah lenyap), dan diantara yang bercerai, sesungguhnya, adalah yang paling sering terjadi.
3) Kecenderungan kebijaksanaan negara dan penerapannya dalam kehidupan keluarga: Secara keseluruhan, arah dari kebijaksanaan negara telah terdapat dalam tujuan-tujuan prinsip kita. Pengalaman memperlihatkan bahwa terdapatnya beberapa hal di mana negara yang merupakan pengontrol dan lainnya mengalami kegagalan dalam fungsinya tersebut.
Hak-hak negara untuk mengawasi perkawinan, ini telah diakui secara luas, berdasarkan pada fakta-fakta bahwa perkawinan merupakan suatu kesempatan untuk menghidupi keluarga, untuk menghasilkan keturunan termasuk kesejahteraan, yaitu kesejahteraan bangsa, harus selalu menjadi pertimbangan pokok negara.
Fungsi-fungsi Kerjasama dan Regulatif Negara
(1) Fungsi kerjasama: Negara, terlepas dari paksaan, dapat menegakkan keluarga dalam berbagai cara.hal ini secara luas merupakan suatu pertumbuhan tugas bagi negara, dan sesuatu yang tidak menentang proses-proses perubahan sosial tetapi lebih merupakan suatu usaha menerapkannya dengan berhasil. Fungsi kerja sama selanjutnya, masih dalam tingkat percobaab, adalah terlukiskan lewat pengadilan anak-anak, klinik-klinik kesejahteraan anak, dan cabang-cabang sama yang dibentuk untuk mempertemukan ketidak sesuaian kehidupan anak yang timbul pada kondisi-kondisi masyarakat modern yang tidak dapat dipecahkan oleh keluarga itu sendiri.
(2) Fungsi Regulatif dewasa ini. Apabila negara memenuhi fungsi-fungsinya seperti yang telah ditentukannya, maka tetap merupakan suatu daerah bagi pengawasan yang bersifat paksaan. Pencegahan kondisi-kondisi yang dapat diawasi adalah jelas merupakan suatu ancaman bagi kesejahteraan masyarakat yang menjadi suatu kewajiban tertentu dari negara.

Sosiologi Keluarga (2)

C. Bentuk-bentuk Awal Keluarga

1. Masalah Asal Mula Keluarga
Apabila kita kembali ke dunia primitif, kelihatannya kita pun akan menemukan terdapatnya beberapa bentuk kelompok keluarga.
- Teori awal hubungan seks menurut paham kebersamaan
Beberapa pengarang mempunyaiteori bahwa “keadaan umat manusia pada awalnya”merupakan suatu hubungan seks liar (sexual promiscuity). Dan hubungan seks yang seperti ini cenderung beradapada masyarakat liar (savegery), di mana perkawinan yang terjadi adalah perkawinan kelompok. Seperti juga disebutkan dalam buku Mayor Polak: Dikatakan bahwa pada permulaan terdapat satu keadaan sseksual liar. Kemudian lahir sistim matriarkat, karena keturunan dari ibu adalah jelas dan tak dapat disangkal. Sesudah itu timbullah patriarkat sebagai bentuk yang lebih maju.
Tetapi doktrin tersebut menjadi lemah dengan adanya kenyataan-kenyataan antropologis, di mana sesungguhnya di antara spesies non manusia dan binatang menyusui paling tinggi tingkatnya, kehidupan keluarga sering sudah meningkat maju. Kenyataan ini dapat dijelaskan dengan dasar-dasar lainnya, dantidak dapat melebihi fakta bahwa dalam masyarakat yang paling sederhana pun diketahui bahwa keluarga sepenuhnya ada.
2. Teori-teori Asal Mula Keluarga
Orang-orang yang mempelajari kehidupan primitif kadang-kadang mempunyai pemikiran bahwa jawaban terhadap hal ini akan lebih jelas tidak hanya berdasarkan evolusi keluarga, tetapi juga berdasarkan ciri-ciri esensinya dan akar-akanya di dalam sifat manusia.
a. Tuntutan untuk bermonogami
Dalam bukunya “History of Human Marriage”, Webstermarck yang di dukung teori Darwin menyatakan bahwa keluarga mengambil bentuk dari pelaksanaan rasa memiliki dan kecemburuan kaum lelaki yang menuntut dominasi laki-laki atas hak-hak monopolistis dan pengontrolan melalui kekuatan yang dilindungi oleh adat istiadat.
b. Tuntutan untuk matriarki
Di antara teori yang lain, Briffault dalam “The Mothers” telah merubah kedudukan teori dari Webstermarck. Isinya menggambarkan tentang kelaziman lembaga Matrilokal dan Matrilineal dalam masyarakat-masyarakat primitif dan kenyataan bahwa banyak di antara wanita memegang kedudukan sosial yang seimbang dengan kaum laki-laki yang kadangkala dianggap superior oleh kaum pria.
c. Adakah suatu penjelasan ?
Penyelidikan yang paling kuno dari penjelasan tunggal tentang bentuk asal-usul keluarga telah banyak diabaikan orang sekarang. Keluarga dalam pengertian asal usulnya tidaklah dijelaskan oleh suatu jenis atau instink tunggal manusia. Dia tidaklah berasal dari suatu hal yang bertipe khusus pada mulanya dari lainnya semua yang dulunya bervariasi.
3. Kondisi-kondisi Pertumbuhan keluarga
a. Seks – Reproduksi – Ekonomi
Bagian pertama, adanya dorongan seks, hal ini mendorong manusia untuk meletakkan dasar yang kuat untuk kepuasannya, untuk menemukan berbagai kenyamanan yang berlawanan dengan kepentingan dari persaingan yang tidak terbatas. Kedua, adanya keinginan untuk reproduktif (philo-prognetive), yang dengan kuat diwujudkan lewat kaum ibu dan keinginan ini berkembang dan diperkuat oleh kaum laki-laki yang juga menjadi pertimbangan sosial. Ketiga, adanya kebutuhan ekonomi atau sekelompok kebutuhan-kebutuhan yang dalam kehidupan bersama bercampur dengan faktor-faktor biologis dan psikologis terhadap timbulnya suatu sistim hubungan-hubungan seks.
b. Kondisi-kondisi kehidupan kelompok dan variasi-variasi bentuk keluarga
Sementara semua bentuk keluarga merupakan kombinasi dari 3 faktor-faktor pokok, pola yang yang timbul dalam suatu masyarakat khusus adalah suatu produk – dalam hal lebih luas – dari kondisi-kondisi sosioekonomi kelompok terhadap kombinasi perkawinan yang dimiliki. Kehidupan dari masyarakat pemburu dan nomaden menyebabkan wanita (juga pria) mempunyai fungsi dan tanggung jawab yang berbeda, dan konsekuensinya adalah terdapatnya perbedaan status yang diberikan pada kaum wanita dalam bidang pertanian atau dalam ekonomi modern. Posisi dari masing-masing jenis kelamin dipengaruhi oleh kondisi-kondisi lainnya, seperti terdapatnya kelas-kelas budak yang rendah (suatu faktor yang penting).
4. Keluarga Inti dari Keluarga Besar
Keluarga ini adalah terjemahan dari bahasa Inggris Nuclear Family dan keluarga besar, Extended Family. Kelurga inti dapat kita definisikan dengan keluarga atau kelompok yang terdiri dari ayah, ibu dan anak-anak yang belum dewasa atau belum kawin. Sedangkan keluarga luas adalah satuan keluarga yang meliputi lebih dari satu generasi dan satu lingkungan kaum keluarga yang lebih luas dariapada hanya ayah, ibu dan anak-anaknya.
Jeant Geudement menyatakan kondisi keluarga besar terdapat apabila: a) tidak adanya organisasi kenegaraan; b) bilamana perkawinanmengenal peternakan secara besar-besaran dengan berpindah-pindah ataupun bilamana terdapatnya pemilikan tanah secara kolektif.
Kemudian selanjutnya kondisi keluarga inti terdapat apabila: a) kemajuan kekuasaan negara, dan adanya hak milik yang menjadi
semakin mobil; b) kemajuan perdagangan dan suatu sistim perekonomian yang memberikan kesempatan untuk berinisiatif sendiri.
5. Bentuk-bentuk Perkawinan
Monogami:
Adalah perkawinan antara seorang laki-laki dengan seorang wanita, yang secara praktis terdapat dalam semua masyarakat – apakah itu primitif, setengah modern, ataupun modern – mempunyai bentuk perkawinan yang seperti ini.
Poligini:
Adalah perkawinan antara satu orang laki-laki (suami) dengan dua orang wanita (isteri) atau lebih. Situasi ini biasanya timbul pada tingkat yang lebih tinggi dalam kebudayaan primitif, khususnya seperti perkembangan hak milik dan seperti lebih besarnya kekuasaan yang diperoleh oleh pria dalam keluarga.
Poliandri:
Adalah perkawinan antara seorang wanita dengan dua orang laki-laki atau lebih. Perkawinan poliandri adalah relatif lebih jarang daripada poligini.

Perkawinan Kelompok (group marriage)
Adalah perkawinan antara sekelompok laki-laki (suami) dengan sekelompok wanita (isteri). Perkawinan kelompok ini tidaklah umum pada setiap bangsa.

Sosiologi Keluarga (1)

BAGIAN I
A. Pendahuluan


Sosiologi keluarga sebagai suatu ilmu yang dipelajari secara khusus, bagi masyarakat Indonesia, belumlah lama dikenal. Walaupun demikian beberapa ahli telah mencoba untuk membahas keluarga sebagai suatu objek sosiologis, yakni sebagai suatu interaksi antara orang-orang dalam masyarakat. Sosioologi keluarga merupakan bahagian dari ilmu sosiologi, sehingga dalam hal ini kita perlu menjelaskan secara sepintas apa yang dimaksud dengan sosiologi.
Setiap definisi tentang sosiologi mempunyai 2 unsur pokok, yakni: adanya manusia; dan adanya hubungan dalam suatu wadah yang disebut dengan masyarakat. Dalam hubungannya dengan keluarga, sosiologi sebagai ilmu yang mempelajari hubungan antara manusia dengan manusia lainnya, meletakkan titik berat hubungan ini dalam hubungan antar anggota keluarga, akibat-akibat yang ditimbulkan oleh adanya hubungan tersebut.
Pada hakekatnya keluarga merupakan hubungan seketurunan maupun tambahan (adopsi) yang diatur melalui kehidupan perkawinan bersama, searah dengan keturunan-keturunan mereka yang merupakan suatu satuan yang khusus. Dari pengertian di atas, dapatlah kita katakan bahwa: “Sosiologi keluarga adalah ilmu yang mempelajari hubungan antar individu dalam keluarga, hubungan keluarga dengan keluarga lainnya, serta segala aspek-aspek yang timbul dari hubungan-hubungan tersebut.”

B. Pengertian Sosiologi Keluarga


1. Keluarga pada Umumnya
Keluarga merupakan kelompok primer yang terpenting dalam masyarakat. Secara historis keluarga terbentuk paling tidak dari satuan yang merupakan organisasi terbatas, dan mempunyai ukuran yang minimum, terutama pihak-pihak yang pada awalnya mengadakan suatu ikatan. Dengan kata lain, keluarga tetap merupakan bagian dari masyarakat total yang lahir dan berada di dalamnya, yang secara berangsur-angsur akan melepaskan ciri-ciri tersebut karena tumbuhnya mereka ke arah pendewasaan.
Keluarga mempunyai sistim jaringan interaksi yang lebih bersifat hubungan interpersonal, di mana masing-masing anggota dalam keluarga dimungkinkan mempunyai intensitas hubungan satu sama lain; antara ayah dan ibu, ayah dan anak, ibu dan anak, maupun antara anak dengan anak.
2. Ciri-ciri Keluarga
Keluarga pada dasarnya merupakan suatu kelompok yang terbentuk dari suatu hubungan seks yang tetap, untuk menyelenggarakan hal-hal yang bereknaan dengan keorangtuaan dan pemeliharaan anak. Penggolongan ciri-ciri keluarga:
a. Ciri-ciri Umum
Ciri-ciri umum keluarga antara lain seperti yang dikemukakan oleh Mac Iver and Page;
1. keluarga merupakan hubungan perkawinan;
2. berbentuk perkawinan atau susunan kelembagaan yang berkenaan dengan hubungan perkawinan yang sengaja dibentuk dan dipelihara;
3. suatu sistim tata nama, termasuk bentuk perhitungan garis keturunan;
4. ketentuan-ketentuan ekonomi yang dibentuk oleh anggota-anggota kelompok yang mempunyai ketentuan khusus terhadap kebutuhan-kebutuhan ekonomi yang berkaitan dengan kemampuan untuk mempunyai keturunan dan membesarkan anak;
5. merupakan tempat tinggal bersama, rumah atau rumah tangga yang walau bagaimanapun, tidak mungkin menjadi terpisah terhadap kelompok keluarga.

b. Ciri-ciri Khusus
Organisasi keluarga ini dalam beberapa hal tidaklah sama dengan asosiasi lainnya, di samping memiliki ciri-ciri umum sebagai suatu organisasi lazimnya, keluarga juga memiliki ciri-ciri khusus sebagai berikut:
1. Kebersamaan: Keluarga merupakan bentuk yang hampir paling universal di antara bentuk-bentuk organisasi sosial lainnya.
2. Dasar-dasar emosional: Hal ini didasarkan pada suatu kompleks dorongan-dorongan yang sangat mendalam dari sifat organis kita, seperti perkawinan, menjadi ayah, kesetiaan akan maternal, dan perhatian orang tua.
3. Pengaruh perkembangan: Hal ini merupakan lingkungan kemasyarakatan yang paling awal dari semua bentuk kehidupan yang lebih tinggi, termasuk manusia, dan pengaruh perkembangan yang paling besar dalam kesadaran hidup yang mana merupakan sumbernya.
4. Ukuran yang terbatas: Keluarga merupakan kelompok yang terbatas ukurannya, yang dibatasi oleh kondisi-kondisi biologis yang tidak dapat lebih tanpa kehilangan identitasnya.
5. Posisi inti dalam struktur sosial: Keluarga merupakan inti dari organisasi sosial lainnya. Kerap di dalam masyarakat yang masih sederhana, maupun dalam masyarakat yang lebih maju, yang mempunyai tipe masyarakat patriarkal, struktur sosial secara keseluruhan dibentuk dari satuan-satuan keluarga.
6. Tanggung jawab para anggota: Keluarga memiliki tuntutan-tuntutan yang lebih besar dan kontinyu daripada yang biasa dilakukan oleh asosiasi lainnya. Pada masa krisis manusia mungkin bekerja, berperang dan mati demi negara mereka. Tetapi mereka harus membanting tulang sepanjang hidupnya demi keluarga mereka.
7. Aturan kemasyarakatan: halini khususnya terjaga dengan adanya hal-hal yang tabu di dalam masyarakat dan aturan-aturan sah yang dengan kaku menentukan kondisi-kondisinya.
8. Sifat kekekalan dan kesemnetaraannya: Sebagai institusi, keluarga merupakan sesuatu yang demikian permanen dan universal, dan sebagai asosiasi merupakan organisasi yang paling bersifat sementara dan yang paling mudah berubah dari seluruh organisasi-organisasi penting lainnya dalam masyarakat.

3. Sejarah Kehidupan Keluarga Individu
Setiap keluarga individu, sebahagian merupakan kisah hidup bersama dengan pasangan pertamanya, suatukisah yang abadi dalam kehidupan mereka (apabila keluarga tersebut dapat bertahan lama).
1) Tingkatan pokok dalam sejarah kehidupan:
Sepanjang masih terdapatnya pasangan pertama, dalam sejarahnya kita dapat membedakan empat tingkatan, yang juga berlaku bagi keluarga-keluarga lainnya:
a. Tingkat perkembangan sebelum masa perkawinan: Tingkat awal atau masa persiapan ditandai dengan peningkatan suatu keintiman antara pria dan wanita, atau paling tidak terdapatnya aspek-aspek pribadi yang mempunyai titik berat pada perkembangan daya tarik seks yang semakin memuncak.
b. Tingkat perkawinan: Tingkat kedua, sebelum adanya keturunan, merupakan awal dari keluarga yang sesungguhnya. Tingginya nilai dalam tingkatan ini sangat dipandang dalam masyarakat, yang dinyatakan dalam tekanan yyang sering kita sebut “honey moon” dan juga tekanan dari dunia mereka sendiri.
c. Tingkat pemeliharaan anak-anak: Tingkat ketiga inilah keluarga merupakan sesungguhnya keluarga.
d. Tingkat kedewasaan: Tingkat terakhir timbul apabila fungsi-fungsi biologis dari orang tua telah terpenuhi dan pada saat anak-anak tidak begitu banyak lagi menuntut perhatian orang tua.
Semua keluarga, tentu saja, tidak harus melalui semua tingkatan-tingkatan ini. Di antara sekelompok besar keluarga dalam satu negara, terdapat 1 dari 5 yang tidak mempunyai anak.
2) Arti tingkatan-tingkatan keluarga:
Hal ini merupakan isi uraian bermacam-macam arti tentang hubungan manusia yang terjadi selama proses yang terus berlangsung dan berulang-ulang.