Halaman

Assalamu'alaikum, have barokah day ;)

Senin, 31 Oktober 2011

Pasangan Selalu Ideal ala Sahabat

Saat seseorang hendak mengadukan masalah rumah tangganya ke Khalifah Umar bin Khathab, tanpa sengaja ia malah mendengar sang Khalifah tengah dimarahi istrinya.

“Khalifah Umar, tadi aku mendengar engkau diomeli istrimu sedemikian rupa. Dan engkau hanya diam saja, tak marah, ataupun menegurnya, bagaimana engkau mampu berbuat demikian?” tanyanya.

Dengan tenang, Umar menjawab, “itu aku lakukan karena aku menghormatinya. Dia yang mengurusku, anak-anakku dan rumahku. Ia mencucikan bajuku, membuatkan roti untukku, memasak untukku, dan pekerjaan lain. Sementara semua itu tidak pernah kuperintahkan padanya. Jadi sudah sepantasnya aku memuliakannya.”

Begitulah. Jika sang Khalifah saja bisa sedemikian bersabar, kenapa kita justru banyak mengeluh?




Sumber : Majalah Ummi edisi No.5/XXIII/September 2011/ 1432 H.

Bentuk Diri Agar Pantas Dipinang

Komitmen kuat pada ibadah wajib

Lazim dengan ibadah-ibadah wajib adalah indikasi dari kematangan diri Muslim. Pernikahan adalah syariat maka penegakannya pun harus dengan fondasi keagamaan yang mapan. Dengan terawatnya ibadah-ibadah wajib, insya Allah ketika berumah tangga, anak kita akan lebih mudah diarahkan untuk beribadah.

Maksimal dalam ibadah sunah

Berkeluarga tentu akan menyita banyak waktu dan tenaga. Salah satu yang akan terkorbankan adalah waktu untuk melakukan ibadah-ibadah sunah seperti qiyamullail, tilawah Al-Qur’an, menghadiri kajian-kajian ilmu, dan lain-lain. Namun bila kita maksimal mengamalkannya, insya Allah setelah menikah kita tidak meninggalkannya, walau mungkin ada sedikit penurunan. Lebih bagus lagi kalau tetap sama kadar intensitasnya.

Meningkatkan kedewasaan

Seseorang disebut dewasa bila ia mampu mengatasi dan bertanggung jawab atas segala konsekuensi perbuatannya. Mampu mengedepankan rasio ketimbang emosi saat mengambil keputusan, serta mampu menerima realitas dan mendahulukan kebaikan bersama di atas kepentingan dirinya sendiri.

Cukup ilmu

Cukup di sini bukan berarti boleh tidak belajar lagi, karena menuntut ilmu adalah proses sepanjang hidup. Cukup di sini adalah menyadari urgensi menikah dari segi syariat dan mempunyai cukup banyak informasi tentang pengalaman pernikahan orang lain atau dari seminar-seminar pengasuhan anak.

Terampil mengatur keuangan dan urusan rumah tangga.

Salah satu tugas penting istri adalah mengatur urusan rumah dan keuangan keluarga. Karena itu kemampuan ini perlu dipupuk sejak sebelum menikah. Tak harus sangat terampil, minimal ada keinginan untuk terus belajar.


Sumber : Majalah Ummi edisi No.5/XXIII/September 2011/ 1432 H.

Sabtu, 29 Oktober 2011

Malam Ini

malam ini kita bicara tentang keinginan yang tak sama
malam ini kita bercerita tentang hati yang tak lagi setia
malam ini kita berkata tentang ego yang menakutkan
malam ini kita berceloteh tentang mimpi yang berlainan

malam ini menjadi awal diam dan sendiri
malam ini menjadi awal hari berlalu dan sepi…
malam ini semuanya menjadi tak berarti
malam ini yang tak mudah melupakan apa yang terjadi

malam ini tetaplah malam ini
malam ini diam kita seperti mati
malam ini kita paham tak bisa memahami
malam ini menjadi saksi betapa egoisnya diriku selama ini…


(Demang Lebar Daun, 27 Oktober, 23.15)

Jangan

Jangan menyuruhku berhenti di sini
jalan ini masih panjang untuk kulalui
jangan menghalangi langkah kecil kaki ini
rintangan pasti kulewati
jangan berteriak hinaan yang menghujam hati
Karena aku sudah tuli

nanti kau juga akan mengerti,
jurang itu akan aku lompati
aku yakin sepenuh hati
di sana ada pelangi yang telah menanti

jangan menyuruhku berhenti di sini
jalan ini masih panjang untuk kutapaki



Demang Lebar Daun, secerah mentari pagi ini, aku ingin terus melukis pelangi. Pelangi impianku....

Selasa, 25 Oktober 2011

Sea Games Ataukah Seks Games

Innalillahi wa inna ilaihi roji’un…


Penduduk Sumsel khususnya warga Palembang, patut geram atas persiapan Sea games yang sebentar lagi akan digelar. pasalnya, saat sea games nanti, akan dibagikan kondom-kondom gratis untuk melindungi dan menanggulangi penyebaran virus HIV AIDS.

Pertanyaannya, ingin menanggulangi ataukah menyuruh orang lain melakukan seks bebas??? Bebas karena sudah ada penangkal gratis…. Astaghfirullah.

Palembang (ANTARA News) - Kalau pemerintah dan panitia pusat SEA Games Palembang masih pusing tujuh keliling atas penyelesaian kompleks dan fasilitas pertandingan dan perlombaan, maka Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kota Palembang tidak begitu.

Komisi itu berkepentingan dalam penangkalan dan penanggulangan AIDS/HIV bagi manusia di wilayah itu. Kabar baik itu adalah pembuatan 200 pojok kondom di hotel dan tempat hiburan malam terkait gelaran olahraga internasional itu.

“Jadi pengunjung mudah mendapat benda pelindung itu saat berhubungan seks. Diperkirakan transaksi seks akan meningkat, mengingat banyak pengunjung yang datang dari berbagai negara ke kota ini,” kata Sekretaris KPA Palembang, Zailani UD, di Palembang, Kamis.

Menurut dia, tidak bisa dipungkiri setiap ada kegiatan internasional, bisnis seks salah satu yang paling ramai dilakukan, mengingat pengunjung sebagian besar memang berasal dari negara yang berperilaku cenderung bebas.

Penyediaan kondom juga menjadi tradisi yang dilakukan negara mana pun setiap kali menjadi tuan rumah perhelatan besar, seperti SEAG, kata dia lagi.

Secara rutin KPA Palembang juga melakukan sosialisasi kepada para PSK untuk selalu menggunakan kondom saat berhubungan seks dengan pelanggan mereka.

Secara rutin bekerja sama dengan Dinas Kesehatan setempat, pihaknya juga melakukan penyuluhan agar para PSK secara rutin dapat memeriksakan diri ke klinik Voluntary Counseling and Testing (VCT), antara lain untuk melakukan tes virus HIV yang dilakukan secara sukarela, ujar dia. (ANT-037)


*****Astaghfirullah, kenapa malah menganjurkan. Kenapa tidak membuat komisi-komisi pemberantasan seks bebas saja….Kemana gelar Palembang Darussalam??? ********

Senin, 24 Oktober 2011

Do'aku

Laugh won’t cure
Time won’t heal
Heart doesn’t mend itself…

[22 Oktober 2011] Kala aku merasa benar-benar begitu sedih, semampuku aku mencoba menguatkan diri. Hari kemarin dan yang lalu adalah taqdir untukku, aku harus bersabar dan menerima ketetapan-Nya itu. Siang tadi aku mendengar ceramahnya Aa Gym di Damai Indonesiaku, ada satu petikan kata yang sangat aku ingat, yaitu….”Do’a bisa mengubah taqdir yang akan datang”. Tentu saja, asalkan do’anya semata-mata karena Allah, semata-mata karena merasa tidak ada yang bisa memberi bantuan selain Allah, hanya Allah. Maka, aku pun ingin berdo’a, menghalau semua sedih, perih yang kurasa….

Ya Allah, maafkanlah aku yang tidak sempurna ini. Jika aku salah, jangan biarkan aku menyalahkan diriku sendiri. Jika orang lain yang salah, jangan biarkan aku menyalahkannya. Sesungguhnya, Engkau Maha Sempurna dan Maha Penyayang…

Ya Allah, bantulah aku untuk menghilangkan kesedihanku. Aku berjanji akan berusaha semampuku, tetapi semuanya itu akan sia-sia saja tanpa bantuan-Mu. Ya Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, ridhoilah hijrah lahir dan batinku ini…

Ya Allah, maafkanlah segala keluhan dan keraguanku. Jadikanlah aku manusia yang selalu bersyukur pada-Mu. Baik dalam kekurangan maupun kelebihan yang ada padaku…

Ya Allah, lihatlah air mataku ini. Sesungguhnya Engkau Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Kumohon, ubahlah kesedihanku menjadi bahagia. Dan ubahlah air mataku menjadi permata…

Ya Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang. Berikanlah aku teman sejati yang bisa menolongku di dunia maupun di akhirat. Bukalah hatiku di dalam mengatasi kesedihanku. Sesungguhnya Engkau Maha Mendengar dan Mengetahui…

Aamiin, Allahumma Aamiin…

Jumat, 21 Oktober 2011

Musim Semi Cemburuku

Musim semi ku datang lagi, layaknya akhir maret dan awal april yang ditunggu masyarakat Jepang, saat kuncup-kuncup pink dan putih sakura bermekaran, dan juga seperti tulip yang mengembangkan kuncupnya saat musim spring tiba di belahan Eropa sana. Inilah musim semi ku, musim yang dinanti-nanti oleh hamba-hamba Allah yang memenuhi panggilan-Nya, musim yang dinanti-nanti kaum fakir miskin agar bisa makan daging walau harus berdesak-desakkan mengambilnya. Lalu apa hubungannya denganku??? Ini adalah musim semi cemburuku, musim hujan air mataku. Kenapa begitu??? Aku begitu cemburu dengan mereka yang diberi kesempatan untuk bertandang ke Baitullah, rumah Allah, memenuhi undangan-Nya.

Betapa aku sangat cemburu melihat jutaan manusia bisa mengunjungi tempat menyucikan hati dan jiwanya dari segala dosa. Ooohh Ka’bah…sungguh aku ingin ke sana. Masjid Nabawi, Masjidil Haram, Multazam, Shafa Marwah, Hajar Aswad, Raudhah…Ya Rabb, aku ingin ke sana. Mudahkan aku memenuhi undangan-Mu…

Tiap melihat hamba-hamba Allah berbondong-bondong membawa sejuta harap dan takut pada-Nya, meski hanya melihat di layar televisi, sungguh air mataku tak bisa terbendung. Cemburu, iri, kenapa aku belum bisa ke sana….Allah, jemput aku. Betapa aku sangat ingin mencium rumah-Mu, kiblatku yang juga kiblat seluruh Muslim di dunia, betapa aku ingin berziarah ke makam kekasih-Mu, Rosulullah Muhammad SAW, aku ingin berziarah ke makam Khalifah-khalifah yang sudah dijanjikan masuk surga-Mu. Betapa aku ingin meneguk air zam-zam langsung seperti Bunda Hajar yang melepas dahaga setelah lelah berlari-lari mencari air untuk anaknya, Nabi Ismail AS. Betapa aku ingin sujud yang panjang di Masjid Nabawi. Betapa aku ingin menikmati kota Madinah, mengingat hijrahnya Rosul dari kaum musyrikin. Betapa aku ingin menikmati kota kelahiran Rosul, Makkah Al-Mukarromah, mengingat bahwa saat lahir Rosul Balkon Istana Kisra hancur, juga api-api sesembahan Majusi padam, gereja-gereja di sekitar Bahira runtuh, dan cahaya terang yang menyinari istana-istana Syam. Betapa aku ingin ke sana, Ya Robb… Mataku sungguh tak bisa menahan genangan air ini, tak pernah aku suruh untuk tumpah. Sudah kutahan sekuat hati, tetap saja menangis. Bermasalahkah dengan hati dan mataku??? Kenapa aku sangat mudah menangis….

Ya Robb, hanya Engkau yang tahu kapan usiaku harus berakhir, hanya Engkau yang tahu di mana usiaku Engkau ambil. Betapa aku ingin, meninggal di tanah suci, yang kematianku akan di do’akan oleh jutaan hamba-Mu, yang do’anya akan segera terkabul karena itu merupakan tempat mustajab terkabulnya do’a. betapa aku ingin pakaian ihramku menjadi pakaian terakhir dan menjadi kain kafanku nanti. Betapa inginnya aku, ya Robb….

Kulihat lagi buku tabunganku, ah…masih sangat jauh. Ada bank yang sudah lama aku lirik karena ada program tabungan haji dan umrah, bisa ambil program 4 dan 5 tahun. Menabungnya pun harian, sekitar Rp.20.000,-. Aku sangat ingin, tapi….


Cemburuku yang kedua di musim ini adalah kepada mereka yang mampu untuk berkurban. Aku sangat ingin walau hanya seekor kambing, ingin kupersembahkan untuk-Mu di kampung halamanku. Karena, pernah di kampung halamanku tidak ada seorang pun yang berkurban. Di musim itu, bau kambing bagiku seperti harumnya bunga, melihat kambing bagiku seperti melihat sesuatu yang paling berharga, paling indah. Betapa aku ingin, Ya Robb…mudahkan langkahku untuk kebaikan, Aamiin…

Aku, begitu pencemburu. Cemburu kepada mereka yang berjalan mencintai-Mu, yang ku tahu Engkau pasti berlari mencintai mereka. Aku begitu pencemburu, hingga air mataku tak pernah bisa dibendung. Semoga air mata ini semata-mata hanya karena mencintai-Mu, air mata cinta pembersih dosa-dosaku. Sekali lagi, ini adalah musim cemburuku benar-benar bermekaran….musim semi…cemburu ku…

Senin, 17 Oktober 2011

Sebuah Pertemuan

Suatu senja dalam jalasah ruhiyah, aku duduk di serambi mesjid menunggu sholat ashar berjamaah. Ada seorang akhwat berteriak memanggil namaku, “Mbak Yuli…..” dan aku langsung menoleh, lalu kebingungan. Langsung bersalaman dan berpelukan, tapi aku sama sekali belum ingat siapa dia. Lama otakku berputar mencari-cari sekeping memori tentang siapa dia. Akhirnya, dia menyebut namanya, “ini Mira, mbak…Mira yang dulu” Ya Allah, sudah beberapa menit baru aku bisa ingat siapa dia. Maaf ukhti….
Akhirnya, otakku langsung menari dalam memori yang begitu indah saat pertama kali bertemu dia. Padahal saat itu aku sedang mendengarkan taujih yang begitu menyentuh hatiku. Terkadang kita berpikir bahwa kita lebih baik dibanding dia, dia, dan dia, tapi ternyata Allah lebih memilih dia daripada kita. Subhanallah, Alhamdulillah, terima kasih ya Allah telah membuatku teramat mencintai-Mu…Sungguh, air mataku menetes saat itu…

Dulu, akhir 2008 tanggal dan bulan aku sudah lupa, mungkin juga waktu akan libur idul adha. Aku pulang ke kampung halaman, Lahat via Kereta Api Ekonomi jurusan Kertapati – Lubuk Linggau. Berdesak-desakkan dengan penumpang yang lain, dan aku tidak kebagian tempat duduk. Berdiri bersama penumpang lain yang mungkin juga ingin berlibur sepertiku. Aku mengedarkan pandangan, lalu mataku tertuju pada sebuah senyum manis yang diberikannya untukku. Benar….dia tersenyum padaku. Seperti ada magnet, akhirnya kami saling mendekat, bersalaman dan selanjutnya berkenalan. Saat itu dia memperkenalkan diri, namanya Mira. Dia juga ingin berlibur, tujuannya Lubuk Linggau. Berarti aku yang turun KA duluan, sementara dia harus menunggu beberapa jam lagi hingga bisa turun dan tiba di Lubuk Linggau. Entah berawal cerita darimana, saat itu aku bercerita tentang “sebuah lingkaran” dan dia begitu antusias, aku semakin semangat bercerita melihat ketertarikannya pada lingkaran. Dia ingin masuk dalam sebuah lingkaran, dia ingin aku menghubunginya bila nanti sudah kembali ke Palembang. Dan aku pun berjanji, akan mengajaknya di lingkaran kecil ku, insyaAllah. Selama kurang lebih 5 jam perjalanan Palembang – Lahat, akhirnya aku pun turun. Terima kasih ukhti, telah menemaniku berdiri selama berjam-jam. Menggenggam erat tangannya, berpelukan dan sempat kubisikkan bahwa kami pasti akan bertemu kembali….

Setelah kembali dari libur beberapa hari di Lahat, Palembang adalah tempatku menggapai mimpi. Aku ingat, aku punya janji ingin mengajak dia melingkar. Akhirnya aku SMS, kalau aku akan melingkar di hari itu, kalau mau perginya sama-sama saja. Dia pun mengiyakan, hingga dia pun menjadi bagian dalam lingkaran kecil ku hingga beberapa minggu. Karena pada minggu-minggu berikutnya, aku dipindahkan ke lingkaran yang lain. Setelah itu hilang kontak sama sekali, karena simcard XL ku rusak dan harus diganti dengan card yang baru namun tetap nomor yang sama. Semua memori di simcard ku terhapus, tak ada no hp teman yang tersimpan. Hingga, seiring bergulir waktu aku lupa dengannya.

Kembali aku tersadar dari memori indah itu. Aku semakin khusyu’ mendengarkan taujih yang diberikan, jika di sana aku sendiri, pasti aku sudah nangis-nangis. Hehe…

Pukul 17.00, pulang dari jalasah ruhiyah bersamanya. Naik angkot way hitam dan berpisah di simpang polda. Dia meneruskan perjalanannya ke kiri dan aku meneruskan perjalananku ke kanan. Ada rasa haru, sedih serasa masih ingin bersama lebih lama lagi. Dan saat sudah berada di angkot jurusan rumah masing-masing, sebuah SMS darinya masuk ke inbox hp ku, “Assalamu’alaikum, msh kangen sangadz ma mbk yuli..smg Allah mempertemukan kita lg ya ukhtiku sayang...” dan aku balas, “Wa’alaikumussalam, Aamiin...semoga Allah senantiasa meneguhkan ikatan ukhuwah kita”. Dibalasnya lagi...”Na’am mbk... *sweet tabassum*” tidak kubalas lagi tapi segera kubalas senyum manisnya.... :) :) :). Ukhti, ana uhibbuki fillah...teringat sebuah nasyid Unic – Sebuah pertemuan...

Akulah Si Katak Yang Tuli

Sebuah kisah yang pernah ku baca dari buku kumpulan cerita penyemangat jiwa. Membacanya pada tahun 2007, namun hingga kini masih sangat memberiku kesan yang begitu mendalam. Judul ceritanya adalah “Seekor Katak Tuli”. Diceritakan bahwa ada beberapa katak yang terperosok ke dalam sumur hingga mereka tidak bisa untuk naik ke atas. Mereka berjumlah 4 ekor dan 1 dari mereka adalah katak tuli. Katak yang tuli terus berusaha melompat agar bisa naik ke atas, sementara ketiga temannya hanya berteriak minta tolong dan mencibir katak tuli yang menurut mereka lompatan katak tuli itu hanya akan sia-sia, mereka berpikir bahwa melompat itu tidak akan bisa mengeluarkan mereka dari sana. Beberapa hari kemudian, katak tuli masih saja terus melompat dengan cibiran teman-temannya yang sudah mulai kelelahan karena berteriak dan mencibir tanpa henti. Lalu apa yang dirasakan oleh katak tuli atas cibiran teman-temannya??? Katak tuli mendengar bahwa cibiran itu adalah kata-kata teman-temannya agar dia terus semangat melompat. Hingga tiap lompatan demi lompatan, katak tuli bertambah semangat terus berusaha melompat berharap lompatannya mencapai atas sumur. Akhirnya, pada puncak semangat atas cibiran teman-temannya, katak tuli berhasil mencapai atas. Dan ketiga temannya mati dalam putus asa dan kelelahan.

Subhanallah, inti dari cerita ini sangat menyemangati jiwaku, hingga kini. Bahwa kata-kata orang lain, cibiran, gunjingan, hinaan, dan dianggap remeh oleh orang lain agar aku patah semangat, justru itu adalah pelecut agar aku terus berusaha. Seperti katak tuli yang terus berusaha melompat untuk bisa naik ke atas, tanpa mendengar cibiran teman-temannya. Yaa, aku ingin menjadi seperti katak tuli, menjadikan perkataan orang lain tentangku sebagai pelecut agar semangatku semakin membara, tak usah memperdulikan apa kata orang….

Aku tau dan masih sering terngiang kata-kata orang lain tentangku, tapi terserah karena aku sudah menjadi seekor katak tuli. Inilah hidupku, toh aku yang menjalani. Bukan dia, dia, atau mereka. Akulah si katak yang tuli… :)

Sabtu, 08 Oktober 2011

Aku Tak Bisa Sendiri

Telah lama kusimpan pedih ini

Menahannya sendiri sekuat hati

dalam kerinduan…





Telah lama aku merasa sepi

dengan keringat yang kuseka sendiri

ku bertanya pada hati, Adakah kau punya mimpi?

Pasti, mimpiku selalu terbang tinggi





Lihatlah sayapku kan terbang menari

Menahan beratnya beban di pundak ini

bertanya lagi, akankah sanggup membawanya sendiri?

Ke dalam mimpi hingga akhir nanti





Sepertinya aku butuh teman berbagi

setidaknya untuk melecut semangat terbang tinggi

melewati lukisan berjuta pelangi hati

menyeka tangis saat aku benar-benar merasa sendiri



Robbi, jangan biarkan hatiku lelah mencari

Hingga selesai hidup ini

Sepertinya aku tak bisa terbang sendiri



*Demang Lebar Daun, sepi... *

Jumat, 07 Oktober 2011

Gerimis Hari Ini

Gerimis menetes lagi siang ini

terasa lembut menyapa hatiku

sepiku pun berteman gemericik hujan

seperti saling rebutan turun untuk menemani



Saat ini, aku terjaga dari mimpi

memandang jauh dari sudut sepi

memperhatikan langit yang semakin gelap kehilangan garang mentari

Hujan deras pun turun membasahi permukaan bumi.



Mataku masih terpaku pada tetesan-tetesan berkah-Nya

sepertinya hujan akan menggila

dan kuharap derasnya bisa menghapus luka

menghanyutkan duka yang entah karena apa

membasahi hati yang kering cahaya-Nya



*Terima kasih, Ya Allah...telah membuatku teramat mencintai-Mu....*

Usah kau Sedih

Usah Kau Sedih
Album : Satu Dekade
Munsyid : Hawari
http://liriknasyid.com


Apa yang kau sedihkan Kawanku
Kita lahir dan matipun sendiri

Ayah, Ibu, Anak dan Istrimu
Begitu juga kawan2mu
Hanyalah sekadar Hiasan

Suatu saat kan kita tinggalkan
Atau mereka yang tinggalkan kita

Sudah-sudahlah jangan biarkan
Dirimu terlena tipu dayanya

Jangan-janganlah kau menggantungkan
Harapan pada manusia

Pasti-pastilah hanya kecewa
Bila kau berharap pada manusia

Ingat-ingatlah harapan yang agung
Hanyalah Alloh semata

Harapan suci... Harapan Murni



Teruntuk diriku dan seorang sahabat karibku nun jauh di sana. Hidup itu pilihan, terlalu singkat hidup ini dilalui bersama pilihan yg salah. Bersyukurlah, bersyukurlah, bersyukurlah...maka nikmat-Nya akan terus bertambah.