Halaman

Assalamu'alaikum, have barokah day ;)

Selasa, 27 November 2012

Lisanku Penentu Surga Nerakaku

Sebuah cerita yang mampu mendiamkan lisanku, yang membuat luruh air mataku, yang menggigilkan perasaan sesalku. Semoga cerita ini juga bermanfaat untuk kebaikan semuanya…Lisanku, penentu surga nerakaku…
***

Diceritakan bahwa ada seorang anak yang sangat pemarah dan suka berkata kasar pada orang lain. Lalu ayah sang anak menyuruh anak tersebut menancapkan sebuah paku ke dinding pagar rumahnya setiap sang anak marah. Dikarenakan sang anak tersebut suka marah, maka tidak butuh waktu lama paku-paku yang ditancapkan setiap kali marah itu akhirnya memenuhi dinding pagar. Sang anak berkata pada ayahnya bahwa tidak ada lagi dinding yang bisa ditancapkan paku, semuanya sudah penuh. Lalu dengan bijak sang ayah berkata agar sang anak mencabut satu paku setiap kali sang anak bisa menahan diri untuk tidak marah. Lama kelamaan, dinding yang penuh tancapan paku tersebut habis dicabut kembali. Dan dengan bangga sang anak memberitahukannya pada sang ayah kalau dia bisa menahan diri untuk tidak marah sehingga dinding pagar tidak ada satupun paku yang menancap lagi. Dengan bijak ayahnya berkata, coba lihatlah dinding pagar itu…meski sudah tidak ada satupun paku yang menancap karena sudah dicabuti, tetapi tetap saja menyisakan lubang-lubang paku merusak dinding pagar tersebut…
***

Artinya, meski kita sudah menyesal dan meminta maaf pada orang lain yang pernah kita marahi, yang pernah kita sakiti hatinya dengan kata-kata, tetap saja meninggalkan luka di hati orang tersebut, tetap saja menyisakan pedih ketika mereka mengingatnya, walaupun mereka sudah memaafkan kita.
Pernahkah kita berpikir tentang itu? Mungkin, sudah tidak terhitung lagi jumlah lubang-lubang paku yang menancap dan menggores hati orang lain, menyakiti mereka tanpa kita sadari. Penyebabnya hanyalah lisan yang tak pernah kita jaga. Lisan yang begitu mudah terlepas diucapkan.

QS. Qaaf: 18 : “Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya Malaikat Pengawas yang selalu siap mencatat”.

Rasulullah SAW bersabda : “Siapa yang menahan lidahnya pasti Allah menutupi auratnya, siapa yang dapat menahan amarahnya pasti Allah melindunginya darai siksa-Nya, dan siapa meminta ampun kepada Allah, Dia pasti menerima permohonan ampunannya”. (HR. Ibnu Abi Dunya)
Terkadang tanpa pernah disadari, lisan kita dengan mudahnya terlepas begitu saja tidak memikirkan perasaan orang lain. Karena lisan, seseorang bisa dengan mudahnya tergelincir ke neraka.. Astaghfirullah…dan semoga dinding-dinding pagar yang pernah kulubangi memiliki dinding yang kuat agar mampu memaafkan orang yang telah merusak keindahan hatinya. Maafkan aku, temans…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar