Halaman

Assalamu'alaikum, have barokah day ;)

Selasa, 31 Januari 2012

Surat Meutia Kepada Purnama

Album : Kembali..!
Munsyid : Izzatul Islam
http://liriknasyid.com


Si kecil Meutia tadahkan muka
Gaun merah putihnya berlumpur duka
Si kecil Meutia tak tahu mengapa
Bencana datang melanda

Samapaikan gundahnya pada purnama
Harapkan cahyanya terangi jiwa
Sang angkara murka yang kian menyiksa
Menjarah tanah luhurnya

Purnama...
Singkirkan luka cahyakan hati gulana
Sirnakan...
Sesak di dada hapuskan pedih terasa
Sibakkan...
Tabir berbisa hinakan makar durjana
Hentikan...
Gelombang dusra derap laras alngkah penoda

Si keciil Meutia tak tahu dimana
kasih ayah bunda pelipur lara
Si kecil Meutia tak mmampu berkata
Hanya doa tang tersisa

Rabbana...
Berikan hamba teguh yang tiada terkira
Membuka...
Mata dunia kisah pilu tiada tara

Rabbana...
Jangan kau lemahkan kepal kkami mmebahana
Lantakkan..
Kekerdilan jiwa nurani angkara murka

Si Kecil Meutia menatap purnama
Sucikan gaunnya dengan cahaya
Kabarkan gundahnya yang kian meronta
Puranama... Diam seribu basa...

Jumat, 27 Januari 2012

The Kemaro Island




Mata



Bersyukur. Kata itulah yang harus selalu melekat dalam pribadi kita. betapa nikmat sehat itu begitu berharga, terutama nikmat melihat semua ciptaan-Nya. Jagalah kesehatannya, jagalah dari melihat hal-hal yang bukan haknya....

Alhamdulillah, setelah beberapa waktu diberi rasa sakit pada mataku sebelah kanan kini akhirnya bisa sembuh kembali. Meski sampai saat ini masih terasa pedih, cepat lelah dan terlihat seperti sembab. Entahlah, mataku ini sangat sensitif terhadap cahaya, sangat tidak tahan berada di bawah terik matahari, silau. Jika tanpa kacamata saat di luar terik, maka pasti akan mengalami sakit kepala. Kemarin sebelum sakit, terasa ada sesuatu yang masuk ke mata sebelah kanan, tapi saat diperiksa tidak apa-apa di sana. Mulai saat itu, mata memerah tidak hanya sebelah kanan yang pedih, tapi memerah juga di sebelah kiri. Mulai susah untuk dibuka karena begitu pedih dan sakit.

Malam-malam sangat terasa pedih yang menggelitik, gatal. Ingin dikucek-kucek. Dipaksa menangis tapi anehnya, aku yang begitu mudah menangis tidak bisa menangis saat itu. Hanya air mata saja yang keluar terus. Aku inginnya menangis untuk membersihkan mataku....

Akhirnya, ada orang yang baik hati yang memberiku obat. Yaitu Naturally Plus Izumio. Obat dari Jepang...Alhamdulillah sekarang bisa melotot kembali. Meski masih terasa pedih dan cepat lelah...

Jagalah mata...jagalah mata...jagalah mata....

Jumat, 20 Januari 2012

Berjuang Sendiri



Terlalu sombong rasanya menuliskan judul ini. Tapi, mirip seperti itulah yang aku rasakan dalam fase ini. Fase hidup mengejar sebuah cita. Yaa, aku dari awal atau sebelum memulainya aku sudah berjuang sendiri.

Ibu, maaf atas kesombonganku ini. Aku tau ibu masih sanggup memberi apa yang aku butuhkan sebagai anak. Aku tau ibu tidak akan rela melihatku berkali menyeka keringat di wajahku. Maafkan anakmu ini, ibu... Sama sekali tidak bermaksud mengabaikan tugasmu membesarkan dan memenuhi kebutuhanku. Aku hanya ingin mandiri, aku tidak ingin menjadi beban atau merepotkan ibu. Walau aku tau, ibu tak pernah berpikir seperti itu. Cukup dulu, saat aku masih belum mengerti akan semua kesulitan, belum mengerti akan sebuah perjuangan...

Pada fase ini yang hampir memakan waktu 4 tahun, semua rasa hidup sudah aku alami. Semuanya aku simpan sendiri, cukup kugoreskan saja dalam sebuah buku usang sebagai jejakku melewati fase ini. Nanti, suatu saat orang-orang akan melihat jejak-jejakku itu, betapa sering tertatih saat melangkah, betapa sering terjatuh saat berdiri. Tapi yang jelas, fase ini semakin menguatkan azzamku, menguatkan langkahku untuk terus berlari.


Ya Allah, aku malu untuk terus mengeluh pada-Mu. Tapi, jika bukan dihadapan-Mu pada siapa lagi aku pantas mengeluh...
Ya Allah, Engkau Maha Mengetahui dan Maha Kaya, hanya kepada-Mu lah kugantungkan semua harap...

Kamis, 19 Januari 2012

Saat Mulai Terasa


PENANTIAN

Harapan-harapan terangkai kini
Di sini, dalam hati yang menanti
Berjuta rasa kian mendesak ingin melaksanakan
Berjuta kata kian merayu kepada Tuhan
Pada penantian yang membuat malu mengutarakan
Pada cinta yang ingin mencari sandaran

Dalam do'a, aku bersenandung untukmu mujahidku
untuk taman impian
pada penantian ini...




Entahlah, saat ada sebuah keinginan yang mulai terasa menyentuh relung hati, perasaan takut juga muncul mengikutinya. Takut, jika ternyata keinginan itu hadir hanya karena faktor emosi semata.

*Sepertinya aku sedang galau....*

Rabu, 18 Januari 2012

Guru Adalah Pekerjaan Pengabdian?

Jaman dulu banyak orang yang tidak mau jadi guru, karena menjadi guru pada jaman dulu adalah pengabdian yang sebenarnya. Banyak guru yang hidupnya serba tidak kecukupan, tetapi mereka tetap bertahan dengan profesinya sebagai guru, karena tugas guru dianggap sebagai tugas mulia yang tidak bisa diukur dengan uang.

Guru pada saat itu banyak disegani oleh murid dan masyarakat karena keteladanannya, pengabdiannya, kesederhanaan dan pantang menyerah di tengah keserbatiadaan fasilitas dan kurangnya perhatian masyarakat/pemerintah terhadap profesi ini.

Tetapi, jaman sudah berubah. Guru tampaknya sudah menjadi suatu profesi yang menjanjikan, terutama dilihat dari segi penghasilan. Sehingga pada saatnya nanti tidak ada lagi guru yang miskin dan serba kekurangan, karena pemerintah sudah mengalokasikan dana sebesar 21 persen dari APBN untuk peningkatan kualitas pendidikan, termasuk di dalammnya kesejahteraan guru.

Saya pernah membaca tentang guru-guru yang lulus sertifikasi dan sebagai imbasannya guru-guru tersebut akan mendapat penghasilan kurang lebih Rp 5 juta perbulan. Dalam sebuah wawancara dengan salah seorang guru dinyatakan bahwa dengan adanya kenaikan penghasilan dan tunjangan, maka ia akan bisa berkonsentrasi dalam meningkatkan kualitas pendidikan dan tidak akan terganggu dengan hal-hal yang sifatnya mencari penghasilan sampingan. Tapi bukankah pengabdian tidak diukur dari besar kecilnya penghasilan? Bukankah pendidikan berkualitas itu bukan harus menunggu hasil sertifikasi dan gaji besar? Semua berpulang pada kita. Maukah kita mengurus anak didik kita dengan dengan tanpa diembeli “menunggu”…menunggu gaji besar dan lulus sertifikasi.

Tapi bisakah gaji yang besar menjadi “jaminan” meningkatnya kualitas pendidikan? Wallahu alam.

Saat ini, banyak guru yang mangkir disaat bertugas, sehingga satpol PP harus turun tangan, guru yang dengan seenaknya ‘nempeleng’ anak secara antri, guru yang melakukan pelecehan pada siswa, merokok di depan siswa, jalan-jalan dengan yang bukan mukhrimnya dan masih banya kasus lain…walaupun hal ini tidak bisa digeneralisir.

Ternyata menjadi guru sudah bukan lagi “pengabdian” murni. Pengabdian guru pada saat ini adalah pengabdian bersyarat. Guru sudah menjadi profesi seperti halnya dokter di rumah sakit, yang lebih mendahulukan ‘duit’ ketimbang ‘mengurus’ pasien. Guru sudah jadi barang industri pendidikan. Setuju atau tidak, terserah anda!
posted by Iwan Gunawan @ 6:09 PM http://keyanaku.blogspot.com/2008/12/guru-adalah-pekerjaan-pengabdian.html

Pemikiranku, profesi guru tidak boleh dicampur dengan kegiatan lain. Jika dia menjadi guru, maka dia harus benar-benar fokus pada profesinya itu. Tidak boleh nyambi jualan (karna sekarang semuanya terpukau oleh bisnis) atau mungkin nyambi ngojek. Karena gaji menurut guru begitu kecil tidak cukup memenuhi kebutuhan mereka. Maka, masih menurutku, guru harus benar-benar murni berprofesi seorang guru...dan buat pemerintah, NAIKKAN GAJI GURU yang BETUL - BETUL GURU!!!

Selasa, 17 Januari 2012

Laksan Palembang


Kebanyakan orang hanya mengenal masakan khas Palembang hanya Pempek, Tekwan dan Model. Padahal masih banyak yang sangat khas di sini, dan sepertinya tidak ada di kota-kota lain. Dan yang akan di update kali ini adalah masakan khas Palembang bernama LAKSAN. Aku mengatakannya sih, Laksan ini masih sodaraan sama pempek. masih ada kemiripan walau bedanya begitu banyak... (nah lho... ) :D

Resep Laksan Palembang

Bahan:
500 gr ikan tenggiri,diblender
125 gr tepung sagu
1 sdt garam
500 ml air
500 ml santan dari 1/2 butir kelapa
2 sdm minyak goreng
3 sdm bawang goreng
air secukupnya
2 sdm minyak goreng

Bumbu yang dihaluskan :
6 buah bawang merah
5 siung bawang putih
1 sdt ketumbar
50 gr udang kering
1 ruas jari kunyit

Cara Membuat :
Campur ikan tenggiri yg sdh diblender bersamaan tepung sagu, garam, dan air.
Uleni hingga adonan dapat dibentuk/tidak lengket ditangan.
Ambil adonan secukupnya dan buat lonjong
Rebus air hingga mendidih dan tambahkan 2 sdm minyak goreng supaya adonan tidak lengket satu sama lain saat direbus.
Masukkan adonan yang sudah dibentuk.Biarkan hingga adonan mengapung, angkat dan tiriskan.

Kuah:
tumis bumbu yang dihaluskan hingga harum dan kering.Masukkan santan, masak sambil diaduk hingga mendidih agar santan tidak pecah.

Hidangkan potongan laksan dalam piring/mangkuk, siram dengan kuah.Tambahkan taburan bawang goreng dan sambal.Sajikan selagi hangat.

Yuk coba.... :)

Senin, 16 Januari 2012

Semua Tentang Kita



waktu terasa semakin kelabu
tinggalkan cerita tentang kita
akan tiada lagi kini tawamu
tuk hapuskan semua sepi di hati

reff:
ada cerita tentang aku dan dia
dan kita bersama saat dulu kala
ada cerita tentang masa yang indah
saat kita berduka, saat kita tertawa

teringat di saat kita tertawa bersama
ceritakan semua tentang kita



Source: http://liriklaguindonesia.net/peter-pan-semua-tentang-kita.htm#ixzz1jbZUxlsV

Hari ini terakhir aku belajar pada sebuah yayasan. Belajar menjadi guru yang professional. Setelah hampir 4 bulan menjadi keluarga besar di yayasan itu. Banyak sudah ilmu yang diperoleh, tanpa pamrih aku dan rekan-rekan dibimbing menjadi agar bisa merancang sebuah pendidikan, menyiapkan perangkat pembelajaran. Tak terasa, hari ini tiba saat untuk berpisah. Karena memang dunia tiada yang abadi....

Sungguh, ribuan terima kasih rasanya belum cukup untuk membalas ilmu yang kami dapat...

Alhamdulillah, mendapat sertifikat dengan predikat nilai A dan sebuah bingkisan berisi 2 buah buku tentang pendidikan. Subhanallah...

Saat melaksanakan acara perpisahan, atas saran teman-teman kami menyanyikan lagunya Peter Pan, Semua Tentang Kita. Awalnya kuanggap lagunya lucu, maklum aku sama sekali gak kepikiran akan bernyanyi dengan lagu band seperti itu. Dengan memegang kertas berisi liriknya, aku pun bernyanyi...lama-lama tanpa kusadari ternyata aku menangis menyanyikannya...Aaahh, memang dasar aku itu cengeng kali ya. Apa-apa nangis.....

Kini, aku harus fokus pada satu kesibukan lagi.... Ya Allah, mudahkan jalanku untuk menuju-Mu...

Minggu, 15 Januari 2012

Bis Kota Palembang



Karena aku tidak mempunyai kendaraan saat bepergian kemana-mana, maka otomatis aku setiap keluar rumah harus naik Bis Kota. Bagi warga kota besar semisal Jakarta, pasti heran dengan bis kota yang ada di Palembang. Sebenarnya ada sih alternatif yang bagus, yaitu naik TransMusi (TM). Tetapi, masih terlalu banyak pertimbangan jika menggunakan alat transportasi itu. Yang pertama, menunggu datangnya begitu lama, harusnya jumlah TM itu diperbanyak. Dan yang kedua, masalah halte terkadang tempat tujuan sangat jauh dengan keberadaan halte TM. Dan ketiga, faktor ekonomi. Ongkos TM 2 x lipat dibanding bis kota.

Bis kota di Palembang, bisa dikatakan layak pensiun semua. Sudah buruk, kalau hujan kena rembesannya. Banyak sekali keluhan, tapi tetap saja dipilih... :D. Saat akan naik atau turun, kenek bis sering bilang goyang-goyang. Itu maksudnya, cepat!!!. Sopirnya banyak yang ugal-ugalan, kebut-kebutan dan hampir semua sopir itu minum air berwarna putih (kata temanku, itu adalah tuak). Lalu para antek yang sering duduk didekat sopir atau keneknya hampir seluruh juga yang menghisap aibon. Dan musik yang ada di bis itu jangan ditanya lagi, bisa memecahkan gendang telinga. Kerap saat turun, aku selalu kelenyengan kayak mabok...

Satu lagi, saat ini marak pengamen yang kesannya memaksa. Malah ada yang saat mengamen menyemprotkan sesuatu, terpaksa aku harus menahan nafas beberapa menit. Bukan berburuk sangka, tetapi berhati-hati...

Setiap hari menikmati suasana itu, membuatku sering berpikir atau bisa dikatakan mengkhayal. Coba ya sopir dan kenek bis kota di sini itu orangnya ter TARBIYAH. Setiap hari bisa menyetel murottal, nasyid atau minimal band-band islami. Siapa tau banyak yang tersentuh dengan mendengarnya, jadi selain dapat uang juga dapat amal....

Hmm, ada gak IKHWAN yang mau jadi sopir dan kenek bis kota di Palembang????

Sabtu, 07 Januari 2012

Untuk Sebuah Kenangan

Kelak suatu saat, kelelahan ini akan ada kesudahan. Tidak tau apakah waktunya malam, atau siang, atau mungkin juga waktu diantara keduanya. Tentang fana dan segala hiruk pikuknya. Harta, Cinta, dan segala yang menjadikan hitam putihnya kehidupan di dunia. Seperti diibaratkan antara tawa dan tangis adalah saudara kembar yang tak bisa dipisahkan, atau seperti suka dan duka akan selalu bersama menjalani hidup sampai selesai. Jadi buat apa larut dalam kesedihan jika ada giliran waktu yang telah disediakan untuk bisa menikmati kebahagiaan???


Di sini, aku masih memiliki sisa-sisa cinta, yang bisa membuatku tertawa, atau lebih seringnya menangis dibuatnya. Dalam kesendirian yang begitu menenangkan atau menjadi kesepian yang teramat mencekam. Seperti hari dan arah mata angin yang sudah diatur, begitupun pertemuan dan perpisahan, atau keinginan juga rindu yang tak tertahankan, pada keputusan yang sudah berjalan,hingga akhirnya aku terjebak oleh apa yang aku lakukan!!! Aku terhenyak, aku terhentak!!! Pada alur kehidupan yang tak pernah kuduga, pada degup jantung yang berbeda, dipagi yang tak lagi menyapa,…Pintu itu kembali kubuka, sebuah kenangan yang kerap terangkai dalam khayal, Aaahh…aku sudah cukup lelah dengan kenangan yang tak bisa kubuang, terlalu melekat dalam ingatan hingga tak bisa lepas dari rangkaian menjadi angan.


Dimana harus kusimpan atau kusembunyikan kata-kataku tentang cinta??? Tentang cinta yang bisa membuatku bahagia atau membuatku menangis meneteskan air mata. Dan apakah aku salah jika sampai saat ini aku masih menunggu penuh pengharapan, hingga harus jatuh tertunduk dan mengangkat kedua tangan, lalu memaksa mengungkapkan kata-kata dan memohon kepada-Nya, dan kemudian aku harusnya bersyukur karena gembira, atau juga bersabar karena terlalu kecewa…


Seharusnya, aku terbangun lebih awal, lalu membuka mataku lebar-lebar, kemudian mempersempit ruang gerak untuk mengkhayal. Ya, harusnya aku banyak gerak dalam aktifitas yang bisa melumpuhkan keinginanku yang tak wajar. Tapi, selalu saja sesuatu masuk dalam pikiranku yang membuatnya selalu berkata “andai saja”…..


Atau biarkan saja semua kenangan ini menjadi nafas dalam tiap gerakku? Ataukah mendiamkan jemari yang terus menari tanpa irama, tak tentu arah mana yang harusnya menjadi kata?


Aahh, biarkan saja hitam tetap berselimut gelap malam, yang tak bisa menyentuh dan tersentuh dalam nyata, hanya bisa kurangkaikan dalam bentuk tulisan, hanya sebuah kenangan yang akan selamanya tersimpan. Tak peduli kalau itu tak pernah terbaca, meski aku selalu menuliskannya tiap malam…

Hanya sebuah kenangan, Juni 2010 - Januari 2012….