Halaman

Assalamu'alaikum, have barokah day ;)

Senin, 15 Oktober 2012

Ketika Aku Sakit

Bermula dari pagi kamis aku berangkat dari rumah, sengaja tidak ingin memakai kacamata. karena memang mataku masih sangat jelas dan terang, jadi jika memakai kacamata maka pasti pandangan mata akan kabur dan tentu saja merepotkan. Tetapi, mataku bermasalah dengan sinar matahari, sangat tidak tahan dengan silau. Jika keluar rumah tanpa kacamata dalam keadaan terik, maka bisa dipastikan juga akibatnya mata berkernyit, kening berkerut dan sudah dipastikan kepala yang terakhir mendapat bagiannya. Kepalaku sakit sekali, mulai hari kamis jam 10 pagi dan baru sembuh tadi malam menjelang dini hari. Sudah terlalu sering sakit kepala, tetapi baru kali ini sakit kepala yang begitu hebat dan lama. Hampir saja aku tidak bisa menahan sakit d kepalaku, hingga kamis malam menjelang maghrib, seluruh makanan dalam perut keluar dimuntahkan, gemetar dan terasa ingin pingsan. Apa boleh buat, akhirnya diputuskan untuk ke dokter. Dengan diantar oleh 2 orang akhwat, kamis ba'da maghrib meluncur ke YK Madira. Tiba jam 7 malam dan masih harus menunggu hingga jam 8.30 malam. Waktu yang kurasa begitu lama, bolak-balik ke toilet untuk muntah, juga rasanya benar-benar ingin pingsan. Seperti orang hamil saja. Jam 9 malam, dokternya baru ada. diperiksa tensi darah, katanya aku darah tinggi, 120/90. Ada percakapan yag kuanggap lucu saat dokter bertanya tentang keadaanku...
Dokter : Apa sering merasakan sakit kepala? | Saya : Iya sering... | Dokter : Kepalanya berdenyut atau berputar? | Saya : Sakit kepalanya berdenyut, pikiran di kepalanya berputar-putar... :D | Dokter : Belum menikah ya... | Saya : *nyengir*
Kepalaku diputar-putar, dipukul-pukul, disuruh menggenggam erat tangan sang dokter sekuat tenagaku. Entahlah aku tidak tahu apa maksudnya... Oleh dokter tersebut diberi resep yang harus kutebus...
Setelah diberi resep obat, aku masih harus melakukan pemeriksaan lebih lanjut lagi tetapi karena sudah terlalu malam maka diputuskan untuk diperiksa besoknya saja. Besoknya, rencana periksa ke YK Madira kembali dibatalkan. Akhirnya diantar berobat ke Puskesmas terdekat. Diperiksa tensi, kata dokternya tekanan darahnya rendah. Hebat ya, darahnya cepat sekali naik turun... Ditanya oleh dokter apa keluhanku, aku menjawab bahwa yang sakit hanya kepalaku. Dokternya malah berkata lambungku bermasalah, mag. Dan diberi obat mag, pereda mual, dan penambah nafsu makan. Aneh, yang sakit itu kepalaku, bukan mag!!! Mual pun karena sudah tidak tahan lagi dengan sakit kepala, hampir pingsan. Gejala pingsan memang muntah-muntah...
Tanpa minum obat, aku hanya bisa menahan sakit dengan istirahat di tempat tidur. Hanya obat herba yang masih aku minum hingga sekarang. Obat yang terdiri dari Sari Kurma, Habbatussauda, dan Madu. Katanya itu bisa sebagai penambah nafsu makan, jika dikonsumsi secara rutin menjelang tidur, insyaAllah bisa gendut... :)
Dalam sakitpun, masih begitu banyak nikmat-Nya yang aku rasakan. Dan yang pasti, kematian begitu dekat tanpa pernah menunggu taubatku. Banyak hikmah, banyak pelajaran, dan semoga menjadi kebaikan pada sabar menjalaninya. Berkali-kali ditelpon ibu untuk segera istirahat di rumah ibu saja, biar bisa diurus makannya... (malas makan soalnya :D) Dan pernah suatu malam, 12 panggilan tak terjawab dari ibu semuanya. Tidak sengaja tidak diangkat, karena HP tidak dipegang. Betapa khawatirnya beliau dengan keadaanku, pikirannya sudah kemana-mana saat tidak ada jawaban telponnya. Kangen ibu...kangen sepi lengang kampungku...