Halaman

Assalamu'alaikum, have barokah day ;)

Senin, 18 Juli 2011

Apa Sih Yang Kamu Punya Untuk Melamarku?

Punya apa kamu, mau melamarku?
Ukhti, aku tak punya apa-apa selain 1000 rupiah yang kusedekahkan tiap hari pada tukang ojek. Padahal boleh jadi tukang ojek itu malah lebih berpunya daripada aku atau penghasilannya lebih banyak dari aku. Tapi, aku telah berazzam , di awal bulan setelah mendapat gaji yang Cuma beberapa ratus ribu, aku post kan 8000 rupiah untuk PP sebagai transfort tiap hari. Ongkos ojek yang seharusnya 3000 rupiah kulebihkan 1000 rupiah dengan niat sedekah. Bukankah sedekah tak memandang tempat dan nilai? Aku tak pernah ragu dengan janji Allah…tidak ada sedekah yang terbuang kecuali menjadi simpanannya di dunia dan akhirat. Dan itulah hartaku. Harta yang akan kubagikan padamu dan cahaya mata kita kelak.


Maaf, apa yang kamu punya hingga berani melamarku?

Ukhti, perhatikan kakiku yang pincang ini. Justru dengan kaki yang tidak normal inilah aku mengumpulkan sabar dan syukur. Setiap cacian dan tatapan hina dari insan di luar sana, aku hadapi dengan senyuman. Berharap senyuman bisa memanipulasi hatiku yang teriris karena ketidaktahuan mereka. Perusahaan yang tidak sudi mempekerjakan orang cacat fisik seperti kami, justru menjadi cambukan penyemangat diri. Tak ada hakikat penciptaan yang sia-sia, begitupun juga keluarbiasaan fisik ini. Kelak, di akherat pada saat berbaris di padang mahsyar kau akan saksikan aku dan penyandang cacat lainnya membawa bendera, bendera yang tidak dimiliki oleh siapa pun kecuali oleh orang cacat yang sabar seperti aku. Dan saat itulah aku akan menarikmu dari barisan, menggandengmu dan membanggakanmu di hadapan manusia lain yang sedang menunggu eksekusi. Kemudian berkata dengan lantang “Allah, inilah bidadariku” dan akhirnya bendera kebanggaan orang cacat fisik pun kita bawa bersama dengan senyuman dan sapaan malaikat Ridwan.


Hmmmm…sudah berapa asetmu berani melamarku?
Ukhti, aku tak punya unta merah seperti Muhammad ketika melamar Khadijah. Tak pernah terbayangkan kekayaan Utsman di mataku. Yang kupunya adalah peluh keringat dan tangan kasar kapalan lantaran setiap hari memukul besi dan mengubahnya menjadi bermacam-macam pisau. Kau pasti tau ukhti, tanganku ini sama seperti tangan Fatimah binti Muhammad yang bekerja untuk memberi makan keluarganya. Tangan orang seperti akulah yang pernah di cium dan dimuliakan Rasulullah sehabis perang. Aku ingin tangan mulia ini juga kau ciumi sehabis kita bermunajat padaNya di sepertiga malam. Ukhti, bukankah tidak ada yang kita inginkan di dunia ini kecuali kemuliaan untuk akhirat?.

Kamu punya apa sih mau melamarku?
Ukhti, jika kau mencari materi aku tidak dapat memberikan itu untukmu. Dengan penghasilanku sebagai guru ngaji dan mengisi ceramah di beberapa tempat suci, mungkin tak bisa makan enak tiap hari. Bagiku hidup adalah untuk dakwah dan dakwah. Satu orang berubah ke arah kebaikan dengan diri kita sebagai perantara, bukankah itu materi yang tak ternilai? Bersamamu kuingin merenda esok, bukan hanya dunia tapi akhirat yang lebih baik.


Punya apa kamu, ingin melamarku?

Ukhti, aku tak setampan Yusuf apalagi segagah Muhammad. Sebagai mana yang kau lihat aku hitam, gemuk, tidak tinggi, berhidung pesek, dan berjerawat di sana-sini. Tapi aku selalu berada di shaf paling depan ketika sholat fardlu berjamaah. Aku selalu menjaga diriku dari pekerjaan dan penghasilan yang syubhat. Semua untuk menjaga diriku dan dirimu dari api neraka. Insya Allah..


Bagaimana ukhti, maukah kamu menjadi pendampingku?

Menjalani pagi hingga malam menyeretnya kembali.
Mengusung siang sampai sore menjelang.
Mengukir cinta dengan melulu ketaatan kepadaNya.
Berdiri di sebelah awan kehidupan yang mentakbirkan dunia untuk akhirat dan akhirat untuk dunia.
Menuju jantung yang selalu riang
Menuju laut yang tidak punya tepian
Bismillah…Kita melangkah!


*Goresan kecil untuk para ikhwan di luar sana yang masih maju mundur untuk menggenapkan agamanya*
Lahat, 16 Juli 2011

NB : Note FB Mbak Harni Monikalina .... :)

Dan aku berkomentar di sana, "Lamarlah aku hanya dengan Bismillah...."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar