Halaman

Assalamu'alaikum, have barokah day ;)

Sabtu, 02 Juli 2011

Sosiologi Keluarga (1)

BAGIAN I
A. Pendahuluan


Sosiologi keluarga sebagai suatu ilmu yang dipelajari secara khusus, bagi masyarakat Indonesia, belumlah lama dikenal. Walaupun demikian beberapa ahli telah mencoba untuk membahas keluarga sebagai suatu objek sosiologis, yakni sebagai suatu interaksi antara orang-orang dalam masyarakat. Sosioologi keluarga merupakan bahagian dari ilmu sosiologi, sehingga dalam hal ini kita perlu menjelaskan secara sepintas apa yang dimaksud dengan sosiologi.
Setiap definisi tentang sosiologi mempunyai 2 unsur pokok, yakni: adanya manusia; dan adanya hubungan dalam suatu wadah yang disebut dengan masyarakat. Dalam hubungannya dengan keluarga, sosiologi sebagai ilmu yang mempelajari hubungan antara manusia dengan manusia lainnya, meletakkan titik berat hubungan ini dalam hubungan antar anggota keluarga, akibat-akibat yang ditimbulkan oleh adanya hubungan tersebut.
Pada hakekatnya keluarga merupakan hubungan seketurunan maupun tambahan (adopsi) yang diatur melalui kehidupan perkawinan bersama, searah dengan keturunan-keturunan mereka yang merupakan suatu satuan yang khusus. Dari pengertian di atas, dapatlah kita katakan bahwa: “Sosiologi keluarga adalah ilmu yang mempelajari hubungan antar individu dalam keluarga, hubungan keluarga dengan keluarga lainnya, serta segala aspek-aspek yang timbul dari hubungan-hubungan tersebut.”

B. Pengertian Sosiologi Keluarga


1. Keluarga pada Umumnya
Keluarga merupakan kelompok primer yang terpenting dalam masyarakat. Secara historis keluarga terbentuk paling tidak dari satuan yang merupakan organisasi terbatas, dan mempunyai ukuran yang minimum, terutama pihak-pihak yang pada awalnya mengadakan suatu ikatan. Dengan kata lain, keluarga tetap merupakan bagian dari masyarakat total yang lahir dan berada di dalamnya, yang secara berangsur-angsur akan melepaskan ciri-ciri tersebut karena tumbuhnya mereka ke arah pendewasaan.
Keluarga mempunyai sistim jaringan interaksi yang lebih bersifat hubungan interpersonal, di mana masing-masing anggota dalam keluarga dimungkinkan mempunyai intensitas hubungan satu sama lain; antara ayah dan ibu, ayah dan anak, ibu dan anak, maupun antara anak dengan anak.
2. Ciri-ciri Keluarga
Keluarga pada dasarnya merupakan suatu kelompok yang terbentuk dari suatu hubungan seks yang tetap, untuk menyelenggarakan hal-hal yang bereknaan dengan keorangtuaan dan pemeliharaan anak. Penggolongan ciri-ciri keluarga:
a. Ciri-ciri Umum
Ciri-ciri umum keluarga antara lain seperti yang dikemukakan oleh Mac Iver and Page;
1. keluarga merupakan hubungan perkawinan;
2. berbentuk perkawinan atau susunan kelembagaan yang berkenaan dengan hubungan perkawinan yang sengaja dibentuk dan dipelihara;
3. suatu sistim tata nama, termasuk bentuk perhitungan garis keturunan;
4. ketentuan-ketentuan ekonomi yang dibentuk oleh anggota-anggota kelompok yang mempunyai ketentuan khusus terhadap kebutuhan-kebutuhan ekonomi yang berkaitan dengan kemampuan untuk mempunyai keturunan dan membesarkan anak;
5. merupakan tempat tinggal bersama, rumah atau rumah tangga yang walau bagaimanapun, tidak mungkin menjadi terpisah terhadap kelompok keluarga.

b. Ciri-ciri Khusus
Organisasi keluarga ini dalam beberapa hal tidaklah sama dengan asosiasi lainnya, di samping memiliki ciri-ciri umum sebagai suatu organisasi lazimnya, keluarga juga memiliki ciri-ciri khusus sebagai berikut:
1. Kebersamaan: Keluarga merupakan bentuk yang hampir paling universal di antara bentuk-bentuk organisasi sosial lainnya.
2. Dasar-dasar emosional: Hal ini didasarkan pada suatu kompleks dorongan-dorongan yang sangat mendalam dari sifat organis kita, seperti perkawinan, menjadi ayah, kesetiaan akan maternal, dan perhatian orang tua.
3. Pengaruh perkembangan: Hal ini merupakan lingkungan kemasyarakatan yang paling awal dari semua bentuk kehidupan yang lebih tinggi, termasuk manusia, dan pengaruh perkembangan yang paling besar dalam kesadaran hidup yang mana merupakan sumbernya.
4. Ukuran yang terbatas: Keluarga merupakan kelompok yang terbatas ukurannya, yang dibatasi oleh kondisi-kondisi biologis yang tidak dapat lebih tanpa kehilangan identitasnya.
5. Posisi inti dalam struktur sosial: Keluarga merupakan inti dari organisasi sosial lainnya. Kerap di dalam masyarakat yang masih sederhana, maupun dalam masyarakat yang lebih maju, yang mempunyai tipe masyarakat patriarkal, struktur sosial secara keseluruhan dibentuk dari satuan-satuan keluarga.
6. Tanggung jawab para anggota: Keluarga memiliki tuntutan-tuntutan yang lebih besar dan kontinyu daripada yang biasa dilakukan oleh asosiasi lainnya. Pada masa krisis manusia mungkin bekerja, berperang dan mati demi negara mereka. Tetapi mereka harus membanting tulang sepanjang hidupnya demi keluarga mereka.
7. Aturan kemasyarakatan: halini khususnya terjaga dengan adanya hal-hal yang tabu di dalam masyarakat dan aturan-aturan sah yang dengan kaku menentukan kondisi-kondisinya.
8. Sifat kekekalan dan kesemnetaraannya: Sebagai institusi, keluarga merupakan sesuatu yang demikian permanen dan universal, dan sebagai asosiasi merupakan organisasi yang paling bersifat sementara dan yang paling mudah berubah dari seluruh organisasi-organisasi penting lainnya dalam masyarakat.

3. Sejarah Kehidupan Keluarga Individu
Setiap keluarga individu, sebahagian merupakan kisah hidup bersama dengan pasangan pertamanya, suatukisah yang abadi dalam kehidupan mereka (apabila keluarga tersebut dapat bertahan lama).
1) Tingkatan pokok dalam sejarah kehidupan:
Sepanjang masih terdapatnya pasangan pertama, dalam sejarahnya kita dapat membedakan empat tingkatan, yang juga berlaku bagi keluarga-keluarga lainnya:
a. Tingkat perkembangan sebelum masa perkawinan: Tingkat awal atau masa persiapan ditandai dengan peningkatan suatu keintiman antara pria dan wanita, atau paling tidak terdapatnya aspek-aspek pribadi yang mempunyai titik berat pada perkembangan daya tarik seks yang semakin memuncak.
b. Tingkat perkawinan: Tingkat kedua, sebelum adanya keturunan, merupakan awal dari keluarga yang sesungguhnya. Tingginya nilai dalam tingkatan ini sangat dipandang dalam masyarakat, yang dinyatakan dalam tekanan yyang sering kita sebut “honey moon” dan juga tekanan dari dunia mereka sendiri.
c. Tingkat pemeliharaan anak-anak: Tingkat ketiga inilah keluarga merupakan sesungguhnya keluarga.
d. Tingkat kedewasaan: Tingkat terakhir timbul apabila fungsi-fungsi biologis dari orang tua telah terpenuhi dan pada saat anak-anak tidak begitu banyak lagi menuntut perhatian orang tua.
Semua keluarga, tentu saja, tidak harus melalui semua tingkatan-tingkatan ini. Di antara sekelompok besar keluarga dalam satu negara, terdapat 1 dari 5 yang tidak mempunyai anak.
2) Arti tingkatan-tingkatan keluarga:
Hal ini merupakan isi uraian bermacam-macam arti tentang hubungan manusia yang terjadi selama proses yang terus berlangsung dan berulang-ulang.

1 komentar: