Kucoba menyusun kata menjadi puisi sederhana
tak banyak celah, hanya agar terlihat oleh jiwa
yang begitu mengharap hujan membasahinya
yang begitu riang saat riak menyentuhnya
pada bayang senja yang mengajarkannya
tentang rindu dan pelukan bunda
Kucoba menulis puisi sebelum datang pagi
sebelum embun belum tersentuh kaki
sebelum dunia merebut hati
pada kidung do’a nan suci
Ibu, inilah puisi yang begitu sederhana
sebatas kata yang mungkin kurang bermakna
sebatas senyum yang tak begitu indah
sebatas nada yang tak merdu suaranya
hanya air mata bukti cinta
hanya dada penuh rindu membuncah
Ibu, inilah puisi ungkapan rinduku
seperti hujan pada musim kemarau
seperti cahaya pada gelap menghalau
selalu basah penuh haru
Selalu bersinar penuh lampu
Ibu, aku mencintai
Tidak hari ini
Tapi kemarin, saat ini dan nanti….
******Selamat hari ibu. Hanya sebuah momentum, dan aku akan menjaganya agar setiap hari adalah harimu, bu....******
Tidak ada komentar:
Posting Komentar