Halaman

Assalamu'alaikum, have barokah day ;)

Jumat, 21 Oktober 2011

Musim Semi Cemburuku

Musim semi ku datang lagi, layaknya akhir maret dan awal april yang ditunggu masyarakat Jepang, saat kuncup-kuncup pink dan putih sakura bermekaran, dan juga seperti tulip yang mengembangkan kuncupnya saat musim spring tiba di belahan Eropa sana. Inilah musim semi ku, musim yang dinanti-nanti oleh hamba-hamba Allah yang memenuhi panggilan-Nya, musim yang dinanti-nanti kaum fakir miskin agar bisa makan daging walau harus berdesak-desakkan mengambilnya. Lalu apa hubungannya denganku??? Ini adalah musim semi cemburuku, musim hujan air mataku. Kenapa begitu??? Aku begitu cemburu dengan mereka yang diberi kesempatan untuk bertandang ke Baitullah, rumah Allah, memenuhi undangan-Nya.

Betapa aku sangat cemburu melihat jutaan manusia bisa mengunjungi tempat menyucikan hati dan jiwanya dari segala dosa. Ooohh Ka’bah…sungguh aku ingin ke sana. Masjid Nabawi, Masjidil Haram, Multazam, Shafa Marwah, Hajar Aswad, Raudhah…Ya Rabb, aku ingin ke sana. Mudahkan aku memenuhi undangan-Mu…

Tiap melihat hamba-hamba Allah berbondong-bondong membawa sejuta harap dan takut pada-Nya, meski hanya melihat di layar televisi, sungguh air mataku tak bisa terbendung. Cemburu, iri, kenapa aku belum bisa ke sana….Allah, jemput aku. Betapa aku sangat ingin mencium rumah-Mu, kiblatku yang juga kiblat seluruh Muslim di dunia, betapa aku ingin berziarah ke makam kekasih-Mu, Rosulullah Muhammad SAW, aku ingin berziarah ke makam Khalifah-khalifah yang sudah dijanjikan masuk surga-Mu. Betapa aku ingin meneguk air zam-zam langsung seperti Bunda Hajar yang melepas dahaga setelah lelah berlari-lari mencari air untuk anaknya, Nabi Ismail AS. Betapa aku ingin sujud yang panjang di Masjid Nabawi. Betapa aku ingin menikmati kota Madinah, mengingat hijrahnya Rosul dari kaum musyrikin. Betapa aku ingin menikmati kota kelahiran Rosul, Makkah Al-Mukarromah, mengingat bahwa saat lahir Rosul Balkon Istana Kisra hancur, juga api-api sesembahan Majusi padam, gereja-gereja di sekitar Bahira runtuh, dan cahaya terang yang menyinari istana-istana Syam. Betapa aku ingin ke sana, Ya Robb… Mataku sungguh tak bisa menahan genangan air ini, tak pernah aku suruh untuk tumpah. Sudah kutahan sekuat hati, tetap saja menangis. Bermasalahkah dengan hati dan mataku??? Kenapa aku sangat mudah menangis….

Ya Robb, hanya Engkau yang tahu kapan usiaku harus berakhir, hanya Engkau yang tahu di mana usiaku Engkau ambil. Betapa aku ingin, meninggal di tanah suci, yang kematianku akan di do’akan oleh jutaan hamba-Mu, yang do’anya akan segera terkabul karena itu merupakan tempat mustajab terkabulnya do’a. betapa aku ingin pakaian ihramku menjadi pakaian terakhir dan menjadi kain kafanku nanti. Betapa inginnya aku, ya Robb….

Kulihat lagi buku tabunganku, ah…masih sangat jauh. Ada bank yang sudah lama aku lirik karena ada program tabungan haji dan umrah, bisa ambil program 4 dan 5 tahun. Menabungnya pun harian, sekitar Rp.20.000,-. Aku sangat ingin, tapi….


Cemburuku yang kedua di musim ini adalah kepada mereka yang mampu untuk berkurban. Aku sangat ingin walau hanya seekor kambing, ingin kupersembahkan untuk-Mu di kampung halamanku. Karena, pernah di kampung halamanku tidak ada seorang pun yang berkurban. Di musim itu, bau kambing bagiku seperti harumnya bunga, melihat kambing bagiku seperti melihat sesuatu yang paling berharga, paling indah. Betapa aku ingin, Ya Robb…mudahkan langkahku untuk kebaikan, Aamiin…

Aku, begitu pencemburu. Cemburu kepada mereka yang berjalan mencintai-Mu, yang ku tahu Engkau pasti berlari mencintai mereka. Aku begitu pencemburu, hingga air mataku tak pernah bisa dibendung. Semoga air mata ini semata-mata hanya karena mencintai-Mu, air mata cinta pembersih dosa-dosaku. Sekali lagi, ini adalah musim cemburuku benar-benar bermekaran….musim semi…cemburu ku…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar