Halaman

Assalamu'alaikum, have barokah day ;)

Jumat, 25 Mei 2012

Ibu Ingin Engkau Menikah!!!

Ibu ingin engkau menikah nak!!! Itu awal dari surat ibu, membuat jantungku berdegup kencang, lalu ku baca surat itu perlahan…


Ibu ingin engkau menikah nak!!!
Tidak hanya karena ibu takut engkau melakukan hal yang selama ini dilarang oleh agama, tapi ibu ingin kau bisa menikmati pernikahan itu sendiri.

Ibu tau tak mudah untuk menjalani sebuah pernikahan, suatu ikatan erat yang tak bisa dimainkan layaknya orang yang berpacaran. Tapi ibu inginkan itu, ibu ingin kau bisa menikmati susahnya menjadi seorang istri, mempunyai anak dan mengurus mereka..Ibu ingin kau mengerti akan hal itu dan kau pasti sudah tau bahwa pernikahan itu adalah sebagai suatu ibadah karena ada tantangan yang harus kau lalui, disamping menjalankan roda rumah tangga juga berkarir untuk dirimu sendiri. Ibu tidak ingin karirmu mengalahkan keinginan ibu untuk segera menikah!

Ibu tau ini tidaklah mudah untukmu, ibuu tau banyak hal yang engkau fikirkan. Tapi terkadang hal itu hanya sebuah keinginan, dimana manusia tak bisa lepas dari rasa puas. Saat keinginan engkau telah tercapai, engkau pasti menginginkan hal yang lain lagi. Ibu mengenal betul siapa dirimu, bila sudah menginginkan sesuatu, maka kau pasti akan sekuat tenaga memperjuangkannya. Tapi kali ini, ibu yang juga ingin keras, Ibu ingin engkau menikah nak!!!

Anakku sayang, menikah itu ibadah, dengan menikah kau telah menyempurnakan ibadahmu juga agamamu. Menikah bukanlah hal yang paling manakutkan, setidaknya itu menurut ibu, karena semua tak akan berbeda, kecuali hidup bersama dengan kewajiban masing-masing. Jangan kau pikirkan bagaimana pernikahan ibu yang telah menganugerahkan ibu 2 orang anak yang sangat ibu sayangi, dan membesarkannya tanpa ayah kalian karena sudah lama meninggalkan kita, selamanya. Jangan berpikir kalau kehidupan keluarga setelah pernikahan akan mengalami hal seperti pernikahan ibu. Tidak anakku!!!

Nak, kau masih bisa beraktivitas seperti biasa, yang berbeda hanyalah kurangnya waktu luangmu diluar rumah karena peranmu sebagai seorang istri yang harus menanti suamimu dirumah, menyediakan suamimu segala hal yang dia perlukan. Coba bayangkan betapa bahagianya hidup berkeluarga. Tak ada paksaan juga tekanan, karena semua didasari dengan rasa sayang juga kebersamaan. Keinginan ibu ini sudah ibu pendam sejak lama, hanya saja ibu juga tidak mau kau akhirnya sembarangan memilih calon suami yang akan mendampingimu seumur hidupmu.

Ibu sangat memohon agar kau bisa mengerti dengan keinginan ibu ini… Menurut ibu, usiamu bukan muda lagi, walaupun masih banyak yang lebih tua usianya dan belum menikah, tapi ibu mengkhawatirkan usiamu. Ibu juga mengkhawatirkan kesalahan yang akan kaulakukan seperti terjebak dalam hubungan yang berlarut-larut. Ibu trauma anakku, ibu takut, ibu ingin menyerahkanmu pada seseorang yang akan menjagamu, menjaga ibu dalam tiap do’a-do’amu…

Mungkin engkau telah banyak menyusun rencana untuk masa depanmu, ibu dukung semua itu, tapi bukankah akan lebih mantap menyusun rencana saat engkau sudah menikah? Menyatukan untuk satu tujuan, apa saja yang ingin engkau raih dan engkau miliki. Engkau menikah bukan akan kehilangan ibu, ibu masih akan selalu menganggapmu sebagai putri kecil ibu yang manja, yang selalu ngambek bila ada keinginanmu tidak ibu restui…

Jangan pernah mengatakan belum siap menikah karena belum mapan dari segi materil. Engkau ingin segalanya perfect saat engkau ingin menikah, itu wajar. Ibu tau engkau melakukan semua itu karena kau ingin membahagiakan ibu. Tapi tidak nak, ibu tidak ingin materi itu menghalangi niat untuk menikah. Ibu tidak butuh apapun yang harus kau beri, ibu hanya ingin engkau menikah, segera!!!

Jika kita mempunyai niat yang baik untuk suatu urusan, ibu yakin Allah pasti memberikan kemudahan, apalagi bila mempunyai niat untuk menyempurnakan. Jangan ada lagi yang ditakutkan, nak.

Sayang ibu terus berdoa untukmu, semoga Allah memberikan kemudahan dan melimpahkan rahmatnya padamu. Aamiin….

Medio Mei 2012


Sepertinya aku tak sanggup membaca semua itu. Pikiranku berputar, kepalaku berat, pusing. mungkin semua yang dikatakan ibu pada surat itu benar adanya, ibu menginginkan kebaikan untukku, bukan ingin memaksakan keinginan beliau.
Bukan aku tidak memikirkan apa yang juga ibu pikirkan tentang hidup ini. Aku pun sudah mengusahakan dan bukankah aku pernah berkata, demi kebahagiaan ibu, semua inginku, ambisiku dan egoku akan aku kubur…

Betapa bahagianya kemarin saat aku bercerita ada seseorang yang ingin berta’aruf denganku. Tapi bukan keinginanku kalau akhirnya proses itu akhirnya batal lagi. Mungkin belum waktunya, tidak bisa dipaksa. Hanya Allah yang tau kapan waktu terbaik untukku menikah, hanya Allah yang tau, yang aku tau hanyalah aku harus menyiapkan diri untuk menjadi indah saat waktu terbaik itu mempertemukan aku dengan dia nantinya…

Aku masih bersembunyi menyimpan kabar proses yang batal ini, takut menyampaikan pada ibu yang terlanjur larut dalam bahagia atas apa yang kusampaikan kemarin. Aku tidak sanggup berkata kalau saat ini, belum waktunya aku menikah… Aku memang pengecut!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar