Halaman

Assalamu'alaikum, have barokah day ;)

Sabtu, 09 Juni 2012

Siapkah Kita Bila Kematian Datang?

Segala sesuatu yang diciptakan Allah swt serba berpasangan. Allah swt menciptakan kehidupan, Dia juga menciptakan kematian sebagai pasangannya. Dan sudah menjadi sunnatullah, menjadi sebuah kepastian bahwa tiap-tiap yang bernyawa tentulah akan mati. Tidak mengenal siapa, entah itu pejabat, pengusaha, atau pengemis sekalipun yang melarat, semuanya akan menemui dan merasakan ajalnya. Sebagaimana firman Allah swt dalam surah Ali-Imran: 185 yang artinya “Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Dan Imam ‘Ali karramallâhu wajhah pernah bertutur tentang hakikat kematian ini. “Jika hari kematianku telah tiba, bagaimana aku bisa lari dari kematian itu, hari dimana telah ditakdirkan untuk tidak bisa atau bisa. Hari yang ditakdirkan itu tidak aku takuti, karena yang telah ditakdirkan mati, tidaklah selamat dari kepastiannya.” Itulah kematian.

Sebuah kepastian bernama kematian. Kematian yang menjadi sesuatu hal yang paling menakutkan bagi para pemburu dunia. Kematian adalah penghancur kenikmatan dunia yang semu. Kematian akan terus mencari makhluk yang bernyawa walaupun bersembunyi di dalam istana indah dan megah. Jadi, siapkah kita bila kepastian itu menemui kita, menjemput kita?

Pada akhir kehidupan ini, seseorang hanya mempunyai dua keadaan pilihan tidak lebih. Bila bukan akhir yang bagus, pasti mendapat akhir yang buruk. Hanya semasa hidup kita bisa memilihnya dan pasti kita menginginkan keadaan akhir yang bagus atau disebut Husnul Khathimah. Maka dari itu, menjalani amanah hidup ini kita harus menjauhi kehidupan yang akan membuat kita mendapat keadaan akhir yang buruk atau Su’ul Khathimah, dengan cara :

1. Menunda-nunda taubat. Lihat QS. 39:55-56 yang artinya “Dan ikutilah sebaik-baik apa yang telah diturunkan kepadamu dari Tuhanmu (Al-Qur’an) sebelum datang adzab kepadamu dengan tiba-tiba, sedang kamu tidak menyadarinya, supaya jangan ada orang yang mengatakan : ‘Amat besar penyesalanku atas kelalaianku dalam (menunaikan kewajiban) terhadap Allah.”

2. Panjang angan-angan. Iblis itu selalu menggoda kita dengan bisikan “Lakukan saja, mumpung masih muda, tho nanti masih banyak kesempatan untuk taubat…” bisikan itu sering melenakan kita, hingga kita sering melakukan salah dengan perkiraan usia kita masih muda jadi masih lama menunggu tua dan mati. Padahal sungguh, kematian tidak mengenal tua atau muda. “Sholatlah kalian bagai orang yang akan berpisah (mati).” (HR. Ibnu Majah).

3. Suka maksiat. Tahukah? Banyak maksiat yang dilakukan akan membuat hati kita tertutup bahkan bisa dikatakan hati kita telah mati. Jika sudah begitu, kita tidak akan bisa menerima fitrah dari Allah, tidak bisa mendengar seruan Ilahi. Dan parahnya, pada saat sekarat ia mungkin tidak bisa mengikuti talqin kalimat syahadat, padahal itulah kunci surganya.

Semoga kita semua mendapatkan akhir yang baik, husnul khathimah yang ucapan terakhir kita adalah syahadat, yang meninggal dengan amalan-amalan shalih, atau mungkin sedang berjihad di jalan Allah dengan niat yang baik. Yuk siapkan diri kita saat kematian menjemput, dan ingatlah bahwa jemputan itu akan mempertemukan kita dengan Rabb, Sang Maha Sempurna… wallahu’alam bishowab…

Palembang, 8 juni 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar