Halaman

Assalamu'alaikum, have barokah day ;)

Sabtu, 02 Juli 2011

Sosiologi Keluarga (6)

G. Sosiologi dalam Keluarga

1. Belajar (Learning)
Pengertian belajar di sini bukanlah berarti harus duduk di bangku sekolah formal,tetapi menyangkut segala apa yang dilihat dan diamati oleh si anak. Seorang bayi yang belum dapat bicara, menangis adalah alat komunikasi/interaksi dengan orang lain/ibunya untuk menyamppaikan bahwa ia haus, buang air, panas, sakit,dan lain sebaginya. Jadi dari kecil si anak sudah mengalami proses belajar.
Proses belajar ini sering juga diistilahkan dengan proses sosialisasi yaitu proses yang membantu individu – melalui proses belajar dan penyesuaian diri – bagaimana cara hidup dan bagaimana cara berpikir dari kelompok tersebut. Dalam proses sosialisasi, kegiatan yang dicakup adalah: a) belajar (learning); b) penyesuaian diri dengan lingkungan; c) pengalaman mental.
Belajar menurut Morgan C.T. adalah suatu perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku sebagai akibat dari pengalaman yang lalu. Jadi, kalau kita amati proses belajar merupakan suatu perubahan yang terjadi pada individu yang bersangkutan, di mana perubahan terjadi pada tingkah laku atau beberapa aspek dari kepribadian. Mekanisme social psychologis yang memegang peranan dalam proses belajar ini adalah:
• Imitasi dan Peniruan
Imitasi adalah suatu cara belajar dengan mengikuti atau mencontoh orang lain. Dalamimitasi ini terjadi perubahan-perubahan dalam berbagai jenis kecakapan
• Sugesti
Sugesti adalah suatu anjuran tertentu yang menerbitkan suatu reaksi langsung tanpa pikiran panjang pada individu yang menerima sugesti tersebut.
• Simpati
Simpati adalah kecakapan untuk merasai diri seolah-olah dalam keadaan orang lain dan ikut merasakan apa yang dilakukan, dialami, atau diderita oleh orang lain.
Identifikasi
Identifikasi merupakan hal yang lebih mendalam daripada simpati. Kalau simpati bermaksud agar orang merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain, sedangkan identifikasi tidak hanya merasakan, tetapi juga sedapat mungkin merasai sama dengan orang yang diidentifikasikan. Jadi, identifikasi merupakan gabungan faktor-faktor imitasi, sugesti dan simpati.
2. Penyesuaian Diri dengan Lingkungan
Penyesuaian diri terhadap lingkungan fisik diistilahkan dengan adaptasi, dan penyesuaian diri dengan lingkungan sosial disebut adjustment (social adjusment). Penyesuaian ini merupakan penyesuaian tingkah laku terhadap lingkungan, di mana dalam lingkungan tersebut terdapat aturan-aturan atau norma-norma yang mengatur tingkah laku dalam lingkungan sosial tersebut.
Untuk menilai berhasil atau tidaknya proses penyesuaian diri itu, ada empat kriteria yang dapat digunakan, yaitu: 1) kepuasan psikis, 2) efisiensi kerja, 3) gejala-gejala fisik, 4) penerimaan sosial.
3. Pengalaman Mental
Pengalaman seseorang akan membentuk suatu sikap pada diri seorang hal mana didahului oleh sikap terbentuknya suatu kebiasaan yang menimbulkan reaksi yang sama terhadap masalah yang sama. Untuk mencegah dan memelihara sikap mental ini dari yang tidak diharapkan, maka setiap individu diharapkan dapat mengembangkan sikap-sikap yang diharapkan dan melakukan penyesuaian-penyesuaian yang serasi dalam berbagai situasi hidup. Dan hal ini dapat dilakukan dengan:
- Sanggup menghindar dari konflik yang mengakibatkan kekacauan penyesuaian
- Membantu mengatasi penyelesaian masalah penyesuaian yang khas secara konstruktif.
Dalam lingkungan keluarga ada tiga tujuan sosialisasi, yaitu: orang tua mengajarkan kepada anaknya tentang penguasaan diri, nilai-nilai, dan peranan-peranan sosial.

H. Keluarga dan Perubahan Sosial

1. Perubahan Sosial secara Umum
Perubahan sosial adalah suatu gejala yang pasti dialami oleh stiap masyarakat. Jadi pada hakekatnya tidak ada satu masyarakat yang tidak berubah, walaupun masyarakat sederhana apapun. Atau dengan kata lain tidak ada satupun masyarakat yang statis.
a. Perubahan dalam arti regress
Perubahan yang lazim diketahui oleh orang adalah perubahan yang disebabkan oleh kemajuan teknik atau “technical change”. Tetapi karena setiap penemuan teknik mempunyai akibat perubahan atas mental manusia, maka perubahan teknik tersebut dapat mengakibatkan perubahan masyarakat di segala sektor kehidupan masyarakat. Dalam perubahan yang serba multi kompleks ini dengan sendirinya ada 2 kemungkinan, yaitu: 1) bahwa manusia menemukan sistim penilaian dan filsafat hidup yang baru; 2) manusia tenggelam dalam persoalan-persoalan yang dihadapinya dan tidak dapat mengambil sikap terhadap keadaan baru.
b. Perubahan dalam arti progress
Perubahan dalam arti progress adalah perubahan yang menjadi suatu kemajuan bagi masyarakat. Di mana perubahan yang terjadi justru membawa keuntungan secara relatif terhadap kehidupan masyarakat. Kemudahan-kemudahan akan diperoleh masyarakat lewat perubahan-perubahan yang terjjadi.
2. Industrialisasi dan Perubahan Keluarga
Proses perubahan sosial pada prinsipnya mempunyai 3 tahap yakni:
a. Invensi, yaitu proses di mana ide-ide baru diciptakan dan dikembangkan
b. Difusi, yaitu proses di mana ide-ide baru itu dikomunikasikan ke dalam sistem sosial
c. Konsekwensi, yaitu perubahan-perubahan yang terjadi dalam sistim sosial sebagai akibat penerimaan atau penolakan inovasi tersebut.
Ide-ide atau hal yang dikomunikasikan ke dalam masyarakat initidaklah selalu dapat berjalan dengan lancar seperti kebanyakan yang diharapkan oleh para inovator.
Menurut Ronalt Lippit yang dikutip oleh Merril dan Elliot bahwa pendorong bagi perubahan keluarga adalah: berkembangnya kebudayaan materi, tingkat penemuan dan inovasi teknologi, perbaikan fasilitas transfortasi dan komunikasi dan meluasnya industrialisasi dan urbanisasi.
Ada 3 alasan yang menyebabkan perubahan tersebut: 1) Industrialisasi menyebabkan nuclear family ke tempat yang lain; 2) Industrialisasi dapat mempercepat emansipasi wanita, karena memungkinkan wanita untuk mendapatkan pekerjaan di luar rumah tangga; 3) Industrialisasi telah menimbulkan corak kehidupan ekonomi baru dalam masyarakat.
Dengan adanya pendapat yang menekankan bahwa keluarga inti merupakan akibat dari industrialisasi, tentu dapat pula kita katakan bahwa keluarga inti merupakan model keluarga yang diterima pada zaman industrialisasi ini, atau keluarga inti merupakan keluarga bagi terdukungnya suasana industrialisasi.
Dari sudut pandangan sosiologis, bahwa gerakan-gerakan yang mengatakan adanya perubahan extended family ke nuclear family adalah merupakan gerakan yang juga sudah ada sebelum adanya industrialisasi. Jadi industrialisasi tidaklah dapat dikatakan menyebabkan terciptanya keluarga inti, karena tipe keluarga seperti ini memang sudah ada. Tentu saja dengan adanya industrialisasi, akan berpengaruh juga terhadap keluarga, seperti misalnya, adanya tenaga wanita yang dipergunakan dalam pabrik-pabrik akan menyebabkan berubahnya fungsi anggota keluarga.
3. Pengaruh Perubahan-perubahan Teknologi dan Ekonomi
Perubahan-perubahan kebudayaan di sini dikaitkan dengan perubahan-perubahan ekonomi dan sangat banyak diperoleh dan didorong oleh penemuan-penemuan pada abad ke-18 yang menggantikan tenaga manusia dengan tenaga mesin. Semakin lama, sesuai dengan perkembangan dan penerapan teknik-teknik baru tingkat tinggi, dia telah membatasi keluarga dari fungsi-fungsi ekonominya dan dengan demikian sangat banyak mempengaruhi seluruh ciri-ciri dan arti sosial daripada keluarga. Dan perubahan-perubahan ini jelas akan juga mempengaruhi keluarga, seperti yang diungkapkan oleh Merril dan Elliot:
- Sistim ekonomi, yang sedang berfungsi akan mempengaruhi pendapatan keluarga
- Perubahan status wanita akan merubah pola wewenang keluarga
- Media komunikasi massa telah mengurangi banyak wewenang orang tua terhadap anak-anak mereka
- Kemerosotan dalam wewenang agama akkan merubah filsafat hidup keluarga
Akibat perubahan-perubahan teknologi bagi keluarga di pedesaan mempunyai pengaruh terhadap kegiatan berekonomi para wanita, terutama dari kalangan yang paling miskin, yaitu para wanita tidak mengalami akibat-akibat yang sama dari perubahan teknologi itu, dan juga mereka tidak membagi secara sama rata kesempatan kerja yang terbatas di antara mereka. Sementara di daerah perkotaan lebih banyak mempengaruhi fungsi wanita sebagai ibu rumah tangga.
4. Perubahan-perubahan dalam Struktur Keluarga
Sesuai dengan perubahan-perubahan yang terjadi, fungsi-fungsi prinsip dari keluarga juga mengalami perubahan pada bentuknya.
a. Berkurangnya kontrol terhadap ikatan perkawinan
Ikatan perkawinan sekarang adalah lebih bersifat ekonomi di antara pria maupun wanita. Orang-orang tidak begitu ketat lagi dikontrol oleh orang tuanya dan bentuk-bentuk lainnya dari tekanan-tekanan sosial apabila mereka akan kawin-tekanan yang kelihatannya khusus bagi kaum wanita, istilah “perawan tua” tidak lagi dipakai dalam keluarga dan telah lenyap dari pandangan yang menjijikkan. Wanita telah memperoleh status legal yang baru, status politis yang baru, yang mengurangi diskriminasi antara laki-laki dan wanita.
b. Perubahan peranan ekonomi wanita
Suatu faktor yang penting dari ciri-ciri baru ikatan perkawinan adalah meningkatnya kadar kebebasan ekonomi yang diperoleh oleh wanita. Apalagi pada kelas-kelas yang lebih “terang bintangnya” mereka dapat menjadi pemilik daripada kekayaan, dan pada kelas “kebanyakan” mereka sebenarnya adalah pencari gaji yang potensial atau pekerja-pekerja profesional.
c. Berkurangnya pengawasan terhadap bidang agama (religius)
Perkawinan pada dewasa ini, pada pokoknya telah menjadi suatu perjanjian umum, walaupun hal ini sering di atur dan diurus oleh pejabat-pejabat agama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar