Halaman

Assalamu'alaikum, have barokah day ;)

Selasa, 13 September 2011

Curahan Hati Untuk Tuhan

curhatan hati untuk tuhan harga 96.700 bbs ongkir hanya di www.leutikaprio.com

Ini adalah Curahan Hati Untuk Tuhan,karyaku. salah satu yang termasuk dalam buku antologi Curahan Hati Untuk Tuhan

Surat Resahku Untuk-Mu


Hanya kepada-Mu aku bersimpuh dan bersujud. Bulir air mata tak dapat dibendung lalu tumpah pecah melewati pipi mengingat aib dan segala dosa yang terus kulakukan tanpa bisa untuk keluar dari semua itu. Hati ini bagai tersayat belati, jiwa ini bagai salju yang membeku, raga ini meregang tak menentu, hanya satu kata yang mampu kuutarakan... Tuhan, ampuni dan maafkan atas khilaf diriku...

Ya Rahman….
Aku malu, rasanya aku tak pantas lagi untuk menadahkan tangan memohon ampunan-Mu. Sudah terlalu banyak dosa yang kulakukan. Sudah begitu seringnya aku memohon ampunan itu namun selalu aku ulang dan terulang kembali. Aku sangat malu atas semua kalimat-kalimat saat berdo’a yang keluar dari mulut dustaku, karena semuanya kembali kuingkari. Rasanya aku tidak berhak lagi mendapat ampunan itu, mungkin Engkau begitu muak dengan diri ini yang tidak pernah teguh dalam berniat untuk bertobat, selalu berdo’a dan berjanji tidak akan mengulangi tetapi tetap saja terulangi. Dalam sujud sholat, dalam tilawah ayat-ayat suci-Mu, berlalu tanpa makna dan seakan semu, tak ada bekas yang ditinggalkan. Diri ini masih saja melakukan maksiat, meski mulut ini berdzikir untuk mengingat-Mu.

Ya Robbi...
Ketika aku hampir putus asa dalam keresahan dan berkata “Tuhan, permudahkanlah urusanku dan hilangkan kegundahan ini”. Lalu Kau beri aku lebih dari yang kupinta, namun kembali aku lupa akan nikmat-Mu. Ketika Engkau memperingatkan aku dengan teguran yang lembut, aku kembali tersadar dan memohon ampunan dan kembali berkata “Tuhan, apalagi yang harus aku perbuat...” dan yang terjadi adalah Engkau malah mengirimkan orang yang sama sekali aku belum pernah bertemu dengannya untuk membantu menemukan jalan keluar dari masalah yang selama ini membuat hati dalam kegundahan dan keresahan, tapi apa balasanku pada-Mu… syukur pun tak terucap, untaian dzikir pun tak bisa aku beri, yang ada aku kembali melakukan kemaksiatan yang biasa aku lakukan kala terjerat dalam masalah yang sangat meresahkan…. Tuhan, aku merasa sangat munafik. Aku malu pada-Mu atas munafik ini...

Ya Robbiii…..
Engkau kembali menyapaku dengan teguran yang sangat lembut, hingga air mataku menetes menyesali maksiat yang kulakukan, dan aku menyadari itu tapi tetap saja selanjutnya aku masih tak bisa keluar dari lingkaran syetan itu, maksiat pun kembali terjadi. Aku bersujud pada-Mu tanpa makna yang tulus, aku hanya menjadikannya agar terlepas dari kewajiban tanpa memperdulikan arti dan makna yang tersimpan. Memanjatkan do’a hanya sekedar ucapan yang keluar dari mulut, namun hati selalu berdusta pada-Mu, jiwa selalu gundah dan resah membuat diri akhirnya masih terus dalam kubangan maksiat yang begitu nista, yang menyeretku kembali ke lembah dosa. Tapi Kau masih terus memberiku nikmat tanpa pernah marah. Ketika jiwa resah dan gundah, dalam kesendirian menghadapi masalah aku kembali berdo’a memohon kepada-Mu….“ Ya Allah, berikan aku kemudahan dan kekuatan dalam mengalahkan dorongan hati yang kerap melakukan maksiat kala terjepit masalah yang pelik”. Lalu apa yang Kau berikan padaku ya Allah…Walau ucapan dari mulutku selalu berdusta pada-Mu, walau maksiat terus menenggelamkan aku, walau kalimat syukur sedikitpun tidak terucap, di setiap waktu Kau masih memberikan nikmat-Mu padaku. Kau sangat menyayangiku dengan menghapus masalah yang melilit, memudahkanku dalam segala urusan, dan menghadiahkanku teman-teman dan lingkungan yang menuntunku untuk lebih dekat dengan-Mu. Harusnya aku bersyukur, tapi apa yang kuberikan pada-Mu…Hanya dosa yang terus kulakukan, hanya sujud yang sama sekali tak bermakna, hanya dzikir yang asal-asalan saja. Ya Allah, betapa tidak tahu terima kasihnya aku ini…..

Robbiii…..
Sejujurnya maksiat yang kulakukan itu sangat meresahkan jiwaku, aku sangat lelah atas semua itu. Bila aib itu mempunyai bau, mungkin dari jarak berpuluh-puluh kilometer bau busuk dari aibku akan tercium. Itu karena terlalu banyak maksiat yang telah aku lakukan. Jika hamba-hamba-Mu tahu tentang semua aibku yang sangat busuk, mungkin tidak ada lagi yang mau mendekat padaku, semua orang akan merasa benci dengan segala kemunafikanku. Dorongan untuk melakukan maksiat itu sangat kuat, terkadang berkecamuk di dalam hati antara dorongan ingin menjauhi atau melakukannya kembali. Jika demikian, jiwaku sangat tersiksa kelelahan dalam resah yang berkepanjangan. Tuhan, apa yang harus aku lakukan agar aku bisa bebas dari maksiat? Engkau begitu banyak memberiku nikmat yang sudah selayaknya aku membalas nikmat itu dengan semakin dekat dengan-Mu, dengan menjauhi segala yang Kau larang. Ampuni aku, Tuhan...semoga Ramadhan yang sebentar lagi akan tiba benar-benar bisa membuatku istiqomah untuk berubah.

Ya Tuhan...
Bukankah kasih sayang-Mu mendahului murka-Mu?
Bukankah rahmat-Mu terbuka melangit luas?
Maka biarkan aku tenggelam dalam bulan Ramadhan-Mu
Meniti dan berharap pada malam seribu bulan
Agar khilaf dan dosa tercerabut dalam jiwa
Istiqomah pada-Mu selama-lamanya...


Palembang, 4 Juli 11. 19:24 WIB
Dariku, yang sangat mengharap akan Cinta, ridho dan rahmat-Mu...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar